samudrafakta.com

Pisang Bahan Pangan Pokok Masa Depan: Masyarakat Indonesia Sudah Mulai Mengembangkan, Namun Kurang Perhatian

Ilustrasi aktivitas menanam pohon pisang. (Canva)
JAKARTA—Di tengah proses perubahan iklim yang kian ekstrem, para ahli pangan memperkirakan produksi tiga jenis bahan pangan terpenting penyedia kalori, yaitu jagung, beras, dan gandum, bakal makin turun. Maka dari itu, menurut para ahli, perlu dicari bahan pokok pengganti yang memiliki kandungan setara. Yang disebut paling pas adalah pisang, tumbuhan yang tahan cuaca panas.

Lebih dari satu dasawarsa lalu, Dr. Philip Thornton, salah satu penyusun laporan riset yang disponsori Komite PBB untuk Keamanan Pangan, pernah mengatakan bahwa pisang adalah kandidat bagus untuk menggantikan kentang, yang merupakan bahan makan pokok di sejumlah negara—sebagaimana peran jagung, beras, dan gandum di beberapa negara lainnya.

“Bukan pengganti sama sekali, tetapi mungkin di tempat-tempat yang suhunya mulai naik, pisang bisa jadi salah satu opsi untuk dimanfaatkan petani kecil,” ungkap Dr. Philip, dilansir dari bbc.co.uk pada 31 Oktober 2012.

Selain menggantikan kentang, pisang ternyata juga bisa menjadi subtitusi beras dari padi. Banyak peneliti di Indonesia yang telah membuktikannya.

Baca Juga :   Pemkot Surabaya Buka Pasar Murah untuk Stabilkan Harga Beras Jelang Ramadhan

Misalnya seperti yang telah dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI melalui Unit Usaha Strategis Pusat Penelitian (Puslit) Sukosari Lumajang, Jawa Timur. PTPN XI telah melakukan pengembangan potensi beras pisang, tiwul pisang, tepung pisang, dan minuman olahan dari pisang, yang juga memiliki nilai ekonomis.

“Kami yakin (pisang) ini menjadi salah satu komoditas yang menjadi solusi bagi masalah pangan di negeri ini, terlebih bagi Kabupaten Lumajang merupakan salah satu daerah sentra penghasil pisang Jawa Timur,” kata Nanik Tri Ismadi, ketika itu Manajer Penelitian Pusat Penelitian PTPN XI, dikutip dari JNR Kominfo Jatim, Selasa, 7 September 2021.

“Pisang di sini (Lumajang) banyak dan turun harganya bila sudah lama. Tidak sedikit yang terbuang karena rusak tidak laku. Untuk itu, kami tawarkan konsep untuk diolah menjadi beras pisang, sehingga nilai ekonomis bisa terangkat, juga bisa untuk pengganti beras padi dan angkat potensi Lumajang ,” lanjutnya.

Sebagai informasi, menurut hasil kajian Puslit Lumajang, beras pisang punya kandungan serat empat kali lebih banyak dibanding beras padi. Juga memiliki kandungan protein, lemak, dan serat kandungan yang baik untuk pencernaan. Maka dari itu, menurut Nanik, beras pisang cocok bagi penderita diabetes dan masyarakat yang sedang menjalankan program diet.

Baca Juga :   BMKG Ingatkan Ada Bahaya Mengancam Bumi yang Datang Makin Cepat

Artikel Terkait

Leave a Comment