samudrafakta.com

Penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah, BMKG: Matahari Terbenam 10 Maret 2024, Paling Awal di Papua, Terakhir di Banda Aceh

Ilustrasi hilal. (Dok. SF)
JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)  memberi masukan terkait penentuan 1 Ramadhan 1445 hijriah. Berdasarkan prakiraan, matahari terbenam pada 10 Maret 2024 paling awal adalah pukul 17.51.17 WIT di Waris, Papua, dan yang paling akhir pukul 18.50.44 WIB di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam.

Menurut BMKG, konjungsi geosentrik atau konjungsi atau ijtima’ adalah peristiwa ketika bujur ekliptika
Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari dengan pengamat diandaikan berada di pusat Bumi.  Peristiwa ini akan terjadi pada hari Ahad, 10 Maret 2024 M, pukul 09.00.18 UT atau pukul
16.00.18 WIB atau pukul 17.00.18 WITA atau pukul 18.00.18 WIT, yaitu saat nilai bujur ekliptika
Matahari dan Bulan tepat sama 350,280 derajat

Periode sinodis Bulan terhitung sejak konjungsi sebelumnya (awal Bulan Syaban 1445 H) hingga konjungsi yang akan datang (awal Bulan Ramadan 1445 H) adalah 29 hari 10 jam 1 menit. Waktu terbenam Matahari dinyatakan ketika bagian atas piringan Matahari tepat di horizon teramati.

Baca Juga :   BMKG: Penyebab Suhu Udara "Gerah" di Indonesia Bukan Gelombang Panas

Di wilayah Indonesia pada tanggal 10 Maret 2024, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.51.17 WIT di Waris, Papua dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul 18.50.44 WIB di Banda Aceh, Aceh.

“Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi setelah Matahari terbenam tanggal 10 Maret 2024 di sebagian wilayah Indonesia,” tulis BMKG.

Kementerian Agama (Kemenag) akan memutuskan 1 Ramadhan 1445 Hijriah dengan menggelar Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 H pada 10 Maret 2024. Sidang Isbat akan digelar di Auditorium H.M Rasjidi Kementerian Agama, Jl. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kamaruddin Amin mengatakan, kegiatan ini akan digelar secara hybrid, daring dan luring. “Sidang Isbat ini merupakan salah satu layanan keagamaan bagi masyarakat untuk mendapat kepastian mengenai pelaksanaan ibadah,” papar Dirjen Kamaruddin Amin pada Rapat Persiapan Penetapan Awal Ramadan di Jakarta, Senin (19/2/2024).

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag, Adib menambahkan, Sidang Isbat akan melibatkan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama, serta dihadiri para duta besar negara sahabat dan perwakilan ormas Islam. Sidang ini juga akan melibatkan perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), BMKG, dan undangan lainnya. “Kami juga mengundang pimpinan MUI dan Komisi VIII DPR RI untuk hadir dalam sidang,” katanya.

Baca Juga :   12 Mei Mulai Berangkat ke Tanah Suci, Ini Rincian Pelaksanaan Haji Tahun Ini

 

Adib menerangkan, Sidang Isbat akan dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1445 H berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi). Pemaparan dilakukan Tim Hisab dan Rukyat Kemenag mulai pukul 17.00 WIB. “Sesi ini terbuka untuk umum dan akan disiarkan secara live di Channel Youtube Bimas Islam,” ujar Adib.

Kedua, Sidang Isbat Penetapan Awal Ramadan 1445 Hijriah yang digelar secara tertutup setelah Salat Magrib. Selain data hisab (informasi), sidang isbat juga akan merujuk pada hasil rukyatulhilal (konfirmasi) yang dilakukan Tim Kemenag pada 134 lokasi di seluruh Indonesia. “Tahap ketiga, konferensi pers hasil sidang isbat yang juga disiarkan melalui media sosial Kemenag,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Leave a Comment