Pemkot Surabaya Sediakan Layanan Pengobatan TBC Gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit

SURABAYA| SAMUDRA FAKTA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen menanggulangi penyakit Tuberkulosis (TBC) yang disebabkan bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Salah satu komitmen itu diwujudkan pemkot melalui penyediaan fasilitas layanan pengobatan TBC secara gratis lewat Puskesmas dan Rumah Sakit (RS).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, warga Surabaya bisa mendapatkan pengobatan TBC secara gratis melalui Puskesmas dan RS. Untuk kasus TBC dengan kondisi tanpa penyakit penyerta, dapat difasilitasi dengan BPJS dan dirujuk ke Puskesmas ketika kondisinya sudah stabil.

“Sedangkan kasus TBC dengan kondisi khusus (memiliki penyakit penyerta), akan tetap difasilitasi di rumah sakit dengan dukungan BPJS,” kata Nanik Sukristina, dikutip Kamis, 6 April 2023.

Nanik memastikan, bahwa Dinkes Surabaya akan terus melakukan berbagai upaya dalam proses eliminasi TBC di Kota Pahlawan. Di antaranya, memastikan ketersediaan logistik TBC untuk mendukung penegakkan diagnosis dan pengobatan.

Bacaan Lainnya

“Selain itu, kami juga mengoptimalisasi alat TCM dan menambah 19 alat TCM dengan 4 modul di Kota Surabaya, dan optimalisasi SITRUST (Sistem Informasi Treking untuk Spesimen Transport) dalam pengiriman sampel terduga TBC,” katanya.

Tak hanya itu, Nanik menyebut, jika upaya eliminasi TBC juga dilakukan dengan cara mengoptimalkan pelaporan Wifi-TB untuk dokter praktik mandiri dalam penemuan terduga TBC. Juga, menguatkan jejaring internal TBC dengan melibatkan peran lintas poli/ ruangan dalam upaya penjaringan terduga TBC dan penemuan kasus TBC di RS. “Kami juga mengoptimalisasi kolaborasi TBC KIA dengan fasilitasi pemeriksaan mantoux test,” ujarnya.

Di samping itu, beberapa cara lain juga dilakukan Dinkes Surabaya dalam upaya eliminasi TBC di Kota Pahlawan. Seperti di antaranya, memberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bagi kontak erat pasien TBC serta monitoring capaian terduga TBC di Fasyankes setiap bulan.

Kemudian, melibatkan forum multi sektor dalam kegiatan Public Private Mix (PPM) TBC serta meningkatkan kapasitas bagi tenaga kesehatan di Puskesmas, RS dan Dewan Pertimbangan Medik (DPM). Selain itu, upaya lain yang dilakukan adalah melaksanakan Passive Case Finding dengan melakukan skrining TBC pada kelompok risiko tinggi, seperti pasien HIV, Diabetes Melitus (DM), anak (khususnya gizi buruk), ISPA/Pneumonia, Covid-19, dan Calon Jemaah Haji (CJH).

Nanik menyatakan, pihaknya juga melaksanakan Active Case Finding dengan melibatkan lintas sektor dalam upaya eliminasi TBC di Kota Surabaya. Termasuk pula melaksanakan penyuluhan di masyarakat dengan melibatkan puskesmas, lintas sektor, Satgas TBC dan Kader Surabaya Hebat (KSH). Serta, melakukan pelacakan pada pasien TBC yang mangkir oleh puskesmas, Satgas TBC, dan KSH untuk memotivasi agar kembali melakukan pengobatan.

“Melaksanakan kegiatan investigasi kontak (skrining kontak erat pasien TBC) melalui gerakan Cak dan Ning 1-20 oleh Satgas TBC. Dan melaksanakan pendampingan Pasien TBC oleh Satgas TBC untuk mencegah terjadinya mangkir/drop out selama pengobatan,” jelasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *