samudrafakta.com

Nama Kusno Diganti Sukarno di Kediri: Sebuah Fakta Sejarah

Malam Tasyakuran Harlah Bung Karno di Situs Persada Sukarno, 8 Juni 2023. (SF)

Berdasarkan catatan sejarah Situs Persada Sukarno, prosesi penggantian nama Kusno menjadi Sukarno terjadi di Ndalem Pojok, Kediri. Bukan di Surabaya, Blitar, Sidoarjo, atau Mojokerto, sebagaimana yang diyakini oleh banyak sejarawan.  

 

Hal tersebut terungkap dalam diskusi kebangsaan pada Malam Tasyakuran Harlah Bung Karno di Situs Persada Sukarno, dan juga dialog pagi di Radio Republik Indonesia (RRI) Kediri bertajuk “Harlah Bapak Bangsa Indonesia (Bung Karno)”, pada 8 Juni 2023.

”Memang, awalnya belum banyak yang tahu, ada juga yang meragukan kalau nama Sukarno itu dari di bumi Kediri. Untuk itulah beberapa kali kami buat forum diskusi. Ada sumber bukunya perubahan nama Kusno menjadi Sukarno. Dan dalam forum diskusi sudah tidak ada perdebatan, sudah final, apalagi ada pengakuan pihak keluarga, putra Bung Karno,” tegas Kushartono, Ketua Harian Situs Persada Sukarno, 9 Juni 2023.

Dia menegaskan bahwa fakta sejarah penggantian nama Sukarno terjadi di bumi Kediri ini bukan hanya pegakuan lisan, tapi pengakuan resmi dari pihak keluarga Sukarno.

Baca Juga :   Ketika Perdana Menteri Khruschev ‘Mengerjai’ Pemimpin Negara Sekutu Soviet dengan Durian

“Iya, pengakuan resmi keluarga, ada piagamnya. Dalam piagam ini tertulis ‘Penghargaan setinggi-tingginya diberikan kepada Rumah Masa Kecil Bung Karno dan tempat perubahan nama Kusno menjadi Sukarno, Desa Pojok Kecamatan Wates Kabupaten Kediri Jawa Timur’. Jadi disebutkan dalam piagam penghargaan itu, yaitu Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Ini kan bumi Kediri jadi nama Sukarno dari bumi Kediri,” ungkap Kushartono.

Kushartono menambahkan, kisah tentang penyakit dan perubahan nama Kusno menjadi Sukarno juga dibeber panjang lebar dalam buku Candradimuka, Trilogi Spiritualitas Bung Karno I (2013), karya Dian Sukarno yang diberi pengantar oleh Guruh Soekarno Putra. Dalam buku itu ada judul khusus Koesno menjadi Soekarno pada bab VII halaman 169 sampai 190.

Piagam penghargaan atas perubahan nama dari Koesno menjadi Soekarno ditandatangani oleh Toto Surawan Soekarno Putra, yang disimpan di Ndalem Pojok, Kediri. (SF)

“Jadi, ada dua penghargan atau peresmian. Pertama, tahun 2015 peresmian Ndalem Pojok sebagai Situs Persada Sukarno Ke-IV di Indonesia setelah Bengkulu, Ende, dan Jakarta, diberikan oleh Guruh Sukarno Putra. Kemudian tahun 2017 piagam penghargaan atas perubahan nama dari Koesno menjadi Soekarno ditandatangani oleh Toto Surawan Soekarno Putra,” jelas Kus.

Baca Juga :   Mengenang Benteng Ekonomi Sukarno: Yang Kokoh, Namun Dilupakan Kini

Sebagai generasi bangsa yang harus menjunjung tinggi jasa-jasa para pahlawan khusunya pahlawan Proklamator kemerdekaan bangsa Indonesia, Kus berharap pemerintah pusat mau memperhatikan daerah yang ada kaitannya dengan sejarah Bapak Bangsa ini.

“JASMERAH (Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah)! Semoga kita tidak melupakan sejarah, termasuk generasi muda, jangan buta sejarah. Kami berharap pemerintah pusat lebih memperhatikan, khususnya, terhadap situs Sukarno di Kabupaten Kediri. Sebab banyak sejarah terpendam terkait Bapak Bangsa kita Sukarno, Sang Proklamator, Sang Penggali Pancasila, Sang Pendiri Negara Republik Indonesia.  Apalagi ini bulan Juni,  bulan Bung Karno. Semoga bermanfaat,” pungkasnya.

Versi Lain Pergantian Nama Kusno Menjadi Sukarno

Sementara itu, di sisi lain, selain versi Yayasan Persada Sukarno, ada berbagai macam versi terkait perubahan Kusno menjadi Sukarno. Roso Daras, dalam buku Total Bung Karno: Serpihan Sejarah yang Tercecer, menuliskan tentang masa kecil Bung Karno yang sakit-sakitan. Dia mencuplik dari buku Penyambung Lidah Rakyat karya Cindy Adams.

Artikel Terkait

Leave a Comment