Anwar menjelaskan, banyak institusi besar di bawah Muhammadiyah yang menyimpan dananya di bank syariah BUMN. Ada 170 perguruan tinggi, 400 rumah sakit, 340 pesantren, dan sekitar 28.000 lembaga pendidikan.
Anwar Abbas juga pernah menampik jika wacana penarikan dana itu berkembang karena tidak ada perwakilan Muhammadiyah yang menjadi pengurus BSI.
“Saya tidak mengatakan kami mau minta jabatan. Kalau bank BUMN Syariah ini menunjukkan komitmen akan melakukan fokus bisnis mayoritas ke segmen UMKM, akan sangat kami dukung. Bisa 50 persen saja, saya yang akan paling depan memberikan dukungan,” tegas Anwar.
Hanya saja, secara pribadi, Anwar berpendapat bahwa manajemen bank yang bijaksana harusnya lebih memperhatikan pihak-pihaknya yang memberikan dampak besar terhadap terhadap bisnis mereka.
Sementara, menurut sumber Samudra Fakta yang tidak berkenan disebut namanya, kisruh BSI dan Muhammadiyah bermula ketika BSI meminta nama ke PP Muhammadiyah untuk dicalonkan sebagai anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Komisaris Independen BSI. Muhammadiyah pun menyodorkan nama Jaih Mubarak dan Abdul Mu’thi.
Namun, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BSI pada 17 Mei 2024 rupanya tidak menerima nama Abdul Mu’thi. BSI justru mengangkat Felicitas Tallulembang, politikus Partai Gerindra. Ia menjadi komisaris wanita pertama di BSI menggantikan Arief Rosyid Hasan, yang mundur karena bergabung menjadi Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.▪︎
4 comments
[…] Muhammadiyah Tarik Dana Triliunan dari BSI: Demi Kesehatan Perbankan atau Alasan Politis? […]
[…] Muhammadiyah Tarik Dana Triliunan dari BSI: Demi Kesehatan Perbankan atau Alasan Politis? […]
[…] Muhammadiyah Tarik Dana Triliunan dari BSI: Demi Kesehatan Perbankan atau Alasan Politis? […]
[…] Muhammadiyah Tarik Dana Triliunan dari BSI: Demi Kesehatan Perbankan atau Alasan Politis? […]