Muhammadiyah Tarik Dana Triliunan dari BSI: Demi Kesehatan Perbankan atau Alasan Politis?

Muhammadiyah memiliki kontribusi besar dan sejarah panjang dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial, di mana ormas ini mengelola dana yang tidak sedikit. Dana digunakan untuk berbagai program yang mendukung kesejahteraan umat. Oleh karena itu, keamanan dan pengelolaan dana menjadi prioritas utama.

Dengan mengalihkan dana dari BSI, Muhammadiyah barangkali berusaha mencari alternatif perbankan yang menawarkan keamanan lebih baik dan layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.

Selain itu, diversifikasi investasi juga bisa jadi kemungkinan alasan lainnya untuk penarikan ini. Dengan tidak menempatkan semua dana di satu bank, Muhammadiyah dapat mengurangi risiko dan memastikan bahwa dana umat tetap aman dalam berbagai situasi ekonomi. Memecah penyimpanan dana juga bisa memecah fokus pembacaan aset Muhammadiyah. Hal ini tentu akan berdampak pada banyak hal yang bisa dikaji.

Menurut penelusuran Samudra Fakta, penarikan kali ini bukan kali yang pertama bagi Muhammadiyah. Ormas ini juga berniat menarik dananya di BSI pada tahun 2020 lalu. Saat itu Muhammadiyah menyatakan bahwa penarikan dana itu untuk memajukan ekonomi umat dan UMKM, karena BSI dianggap berpihak pada kredit besar.

Anwar Abbas pernah mengatakan, setelah susunan pengurus BSI diumumkan pada tahun 2020, PP Muhammadiyah sudah berniat berniat menarik dananya. Alasannya, kata Anwar, karena bank syariah yang sudah dimerger bakal menjadi bank yang besar dan kuat. Karena makin kuat, menurut Anwar, bank akan fokus pada pembiayaan-pembiayaan berskala besar saja. Sementara, menurut Anwar, Muhammadiyah memiliki komitmen memajukan ekonomi umat dan segmen UMKM.

“Oleh karena itu, mungkin sudah waktunya bagi Muhammadiyah untuk tidak lagi perlu mendukung Bank Syariah Indonesia itu dengan memindahkan semua dana yang ditempatkan di bank syariah lain,” kata Anwar Abbas ketika itu, dikutip dari Kontan, Rabu, 16 Desember 2020.