samudrafakta.com

Memakmurkan Indonesia dengan Tembakau

Melalui tangan Nitisemitro, tembakau menghadirkan banyak manfaat untuk Indonesia.

Nitisemito lahir di Kudus, Jawa Tengah, pada 1863. Dia meninggal pada 7 Maret 1953 dan dimakamkan di Krapyak, Kudus. Koran De Locomotief edisi 9 Maret 1953 pernah menulis, “Sebelum perang (PD II), almarhum dikenal di seluruh Indonesia sebagai Raja Rokok Kretek.”

Di awal perjalanannya bisnis rokok kretek, nama rokok Nitisemitro cukup unik, seperti “Tjap Kodok Mangan Ulo”, kemudian berganti “Tjap Soempil”, “ berganti lagi dengan nama “Tjap Djeroek” hingga akhirnya ia memilih nama “Tjap Bal Tiga”. Nama itu resmi digunakan pada tahun 1906 dan dipatenkan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1908.

Usaha rokok kretek Nitisemito semakin berkembang mulai tahun 1916, hingga mencapai puncak kejayaan pada tahun 1934.

Pabrik rokoknya mempekerjakan 10 ribu buruh dan memproduksi delapan juta batang rokok per hari. Ratu Wilhelmina dari Belanda pun kagum padanya hingga menjulukinya “De Kretek Konning” atau raja kretek.

Ya, tembakau—dan cengkih—menjadi perantara rezeki bagi Nitisemito dan ribuan orang di masa itu.

Baca Juga :   Inilah Seabrek Manfaat Tembakau, Dijelaskan Langsung Sama Ahlinya

Saking kayanya, Nitisemito mampu menyewa pesawat Fokker F-200 untuk menyebarkan selebaran rokok ke Jawa Barat hingga Jakarta. Dia juga mempromosikan produknya lewat radio Vereniging Koedoes dan gedung-gedung bioskop.

Bahkan, pada sidang BPUPKI tahun 1945, Ir. Soekarno menyebut Nitisemito sebagai salah satu penyumbang donatur dalam perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan.

Inilah fakta tembakau; menjadi wasilah penghidupan banyak orang sejak masa lampau hingga kini, bahkan menjadi salah satu variabel penyokong perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Fakta-fakta positif tentang tembakau seperti inilah, antara lain, yang akan diulas secara luas dan mendalam dalam “EKSPEDISI TEMBAKAU”. Karena siapa pun berhak untuk mengetahui kebenaran.(Tim Samudra Fakta | Pram)

Artikel Terkait

Leave a Comment