samudrafakta.com

Mantan Guru Honorer Bangun Sekolah Gratis dari Hasil Jualan Sapu Ijuk

Rupanya usaha sapu ijuk Ahmad berkembang cukup pesat. Dua Sahabat mampu memproduksi 100 sapu dalam sehari. Ahmad mempekerjakan warga sekitar dalam usahanya.

Sapu ijuk Dua Sahabat dibanderol Rp8.000 per biji. Dari hasil penjualan itu, Ahmad menyisihkan Rp4.000. Yang Rp4.000 lainnya digunakan untuk biaya produksi dan mengupah pekerja.

Selama menjalankan aktivitas produksi sapu ijuknya, Ahmad mendapati fakta yang membuatnya prihatin: anak-anak di kampungnya, terutama usia SMP, kesulitan menjangkau akses pendidikan. Mereka harus menempuh jarak lebih dari 3 kilometer untuk mencapai sekolah terdekat, sementara akses jalannya rusak parah.

Kampung Karang Muda sendiri cukup terpencil. Dari jalan utama Sindangbarang, Cianjur, butuh waktu sekitar satu jam menggunakan sepeda motor untuk bisa sampai ke sana.

Rupanya, jiwa pendidik—yang selalu merasa punya tanggung membangun anak-anak yang terdidik—masih bersemayam pada diri Ahmad, kendati dia telah cukup lama meninggalkan dunia ajar-mengajar.

Bekas guru honorer itu pun merasa perlu berbuat sesuatu agar anak-anak kampungnya bisa mendapatkan fasilitas pendidikan yang mudah dijangkau. Maka, Ahmad berencana membangun sekolah.

Baca Juga :   Putri Wapres Diangkat Jadi Guru Besar, Karya di Jurnal Internasional Belum Ditemukan

Dari mana duitnya? Ya, dari hasil jualan sapu ijuk.

Artikel Terkait

Leave a Comment