Rais Syuriah PCNU Sidoarjo ini dikenal sebagai sosok alim dan rendah hati. Di bawah kepemimpinannya, Ponpes Al-Khoziny berkembang pesat dengan semangat menyeimbangkan ilmu agama dan pengetahuan modern.
Di tengah duka mendalam atas musibah ambruknya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo, nama KH. Raden Abdus Salam Mujib mencuri perhatian publik. Ia merupakan generasi ketiga pengasuh pesantren tertua di Jawa Timur itu, sekaligus Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo masa khidmat 2021–2026.
Kiai Abdus Salam adalah putra pertama KH. Abdul Mujib Abbas bin KH. Moh. Abbas bin KH. Moh Khozin bin KH. Khoiruddin bin KH Ghozali bin R Musthofa—garis keturunan langsung pendiri pesantren, KH. Raden Khozin Khoiruddin atau Kiai Khozin Sepuh. Sang nenek, Nyai Khodijah, merupakan sepupu KH Wahab Hasbullah, pendiri Nahdlatul Ulama.
Perjalanan pendidikannya dimulai di Al-Khoziny, kemudian berlanjut ke Pondok Pesantren Sarang, Rembang. Dari sana ia melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, dan meraih gelar sarjana muda bidang syariah.
Sebagai pengasuh, Kiai Abdus Salam dikenal visioner dan peduli terhadap kemajuan pendidikan Islam. Ia mendorong santrinya menyeimbangkan ilmu agama dan pengetahuan umum.
Di bawah kepemimpinannya, Al-Khoziny tumbuh pesat dari madrasah diniyah hingga perguruan tinggi, Institut Agama Islam (IAI) Al-Khoziny, yang kini menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam ternama di Sidoarjo. Ia menjabat sebagai penasihat IAI, sementara adiknya, KH Abd Mu’id Mujib, menjadi ketua yayasan.
Selain memimpin pesantren, Kiai Abdus Salam juga aktif di NU. Dalam Konferensi Cabang ke-XXI PCNU Sidoarjo, pada 28 November 2021, ia terpilih sebagai Rais Syuriah melalui keputusan Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) yang terdiri atas KH. Syihabuddin Sholeh, KH. Abdi Manaf, KH. Syafi’ Misbah, dan KH. Abdul Wahid Harun.
Terkait tragedi yang menimpa Ponpes Al-Khoziby, simpati datang dari berbagai penjuru. Ikatan Santri Alumni Al-Khoziny (Is-Aluny) di Arab Saudi menggelar badal umrah untuk para korban. Dari Mesir, Majelis Hukama Muslimin yang dipimpin Grand Syekh Al-Azhar Prof Ahmed el-Tayeb turut menyampaikan belasungkawa dan doa agar para korban mendapat tempat terbaik di sisi Allah.





