SURABAYA–Pemprov Jatim sukses menggelar gerak jalan Mojokerto-Surabaya pada akhir pekan kemarin. Ini merupakan gelaran pertama setelah sempat terhenti 3 tahun karena pandemi COVID-19.
Sejarah pelaksanaan Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto Surabaya ini dimulai pada tahun 1955-1958 dengan rute dari Pandaan ke Surabaya, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk memperingati pertahanan sektor selatan Sungai Brantas yang dikenal dengan Batalyon Cipto dan Abdullah.
Kemudian, pada tahun 1959-1964, rute dipindahkan ke Mojokerto-Surabaya untuk memperingati pertahanan sektor barat yang dikenal dengan Batalyon Laskar Hisbullah, Tentara Pelajar, Polisi Istimewa, Batalyon Mansjur, Sholikin, dan Munasir, serta Djarot Subiantoro yang dikenang dengan monumen Mayangkara di Wonokromo.
Pada periode 1965-1967, Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto Surabaya ini dihentikan karena terjadi peristiwa G30S PKI. Namun, pada tahun 1968-1997, kegiatan ini kembali diadakan dan diselenggarakan oleh KONI Jawa Timur (1968-1973), kemudian dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada periode 1974-1997.
Selanjutnya, pada tahun 1998-2005, Gerak Jalan Mojokerto-Surabaya dihentikan kembali karena sedang terjadi reformasi, di mana situasi politik dan ekonomi sedang tidak stabil. Gerak Jalan juga tidak dilaksanakan pada periode 2020-2022 karena wabah Covid-19.
Ali Kuncoro, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Timur, menyatakan bahwa pihaknya akan terus berusaha memelihara dan melestarikan Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto – Surabaya sebagai warisan perjuangan para pahlawan.
Tujuan dari kegiatan ini tidak hanya untuk mengenang sejarah dan pengorbanan para pejuang, tetapi juga untuk mengembangkan jiwa patriotisme, mengajak masyarakat berolahraga, serta memberikan ruang ekspresi melalui kegiatan olahraga.
mg-03
–FOTO: Peserta Gerak Jalan Surabaya – Mojokerto 2023. (Foto: Antara)–
