samudrafakta.com

Gus Mus: Tugas PBNU Bukan Memenangkan Pilpres, tetapi Memenangkan Indonesia

YOGYAKARTA — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar Halaqah Nasional bertajuk Strategi Peradaban NU di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, pada Senin (29/1/2024). Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Harlah Ke-101 NU.

Halaqah ini merupakan upaya lanjutan dari halaqah fiqih peradaban yang telah dilaksanakan di lebih dari 400 titik selama dua tahun terakhir. Setelah pembahasan substantif dalam halaqah fiqih peradaban, strategi peradaban menjadi pembahasan selanjutnya dalam upaya mewujudkan peradaban yang dicita-citakan dan diperjuangkan NU.

Gus Mus menyampaikan tausiyah dalam pembukaan Konferensi Besar NU dan Halaqah  Strategi Peradaban tersebut. Dalam tausiyahnya, Gus Mus mengaku sempat ketar-ketir ketika Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dan Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar menyampaikan pidato. Gus Mus sempat berseloroh akan pergi meninggalkan acara jika sampai Gus Yahya atau Miftachul Akhyar berbicara terkait politik apalagi Pilpres.

“Saya tadi ketir-ketir, ketika Ketum pidato, Rais Aam pidato, ketar-ketir, jangan menyinggung Pilpres, aku wes niat, begitu nyinggung Pilpres, aku keluar,” kata Gus Mus disambut tawa oleh para peserta.
Namun, sepanjang pidato tidak ada yang menyinggung soal politik sehingga Gus Mus tetap berada di tempat. Gus Mus menekankan, urusan NU adalah memperbaiki dan memenangkan Indonesia. Adapun memenangkan salah satu capres bukan urusan NU. “Soalnya itu bukan urusan NU, urusan NU itu memperbaiki kinerja, memenangkan Indonesia, bukan memenangkan capres,” ucap Gus Mus.
“Mohon maaf saya terlalu menyadari jabatan saya sebagai mustasyar, kita berdoa saja semoga Allah merahmati Indonesia, NU, Allah hormati NU, bangsa Indonesia,” tutupnya.
Baca Juga :   Tak Dikasih Uang Rp50 Miliar untuk ‘Nyabup’ , Seorang Suami Bakar Istri

Artikel Terkait

Leave a Comment