samudrafakta.com

Inilah Seabrek Manfaat Tembakau, Dijelaskan Langsung Sama Ahlinya

Bahan-bahan campuran yang dimasukkan dalam produk rokok yang diolah secara kurang tepat itulah—seperti tar dan alkohol—yang menyebabkan kerusakan pada tubuh. Bukan rokoknya sendiri, apalagi tembakaunya. Jadi, ceritanya, ada yang salah olah, tetapi tembakau yang disalahkan. Padahal, jika diolah sebagai rokok dengan cara yang benar, tidak tercampur dengan tar dan alkohol, rokok tersebut justru mendatangkan manfaat bagi kesehatan.

Pada dasarnya tembakau tumbuh memang untuk melayani kesehatan manusia dan soal itu sudah banyak sekali dibahas dalam jurnal kesehatan ilmiah. Asal—sekali lagi—tembakau diolah dengan cara yang benar. Tembakau itu seperti tanaman lain—semacam opium atau ganja—yang bermanfaat asal diolah dengan tepat. Jangan salahkan tanamannya, tetapi lihat bagaimana dia diolah. Proses pengolahan itulah yang akhirnya menentukan apakah sebuah produk tembakau berbahaya atau bermanfaat.

Selain untuk rokok kesehatan—sebagaimana tiga produk yang dicontohkan tadi—tembakau juga bisa diolah dalam bentuk produk lainnya yang juga sangat bermanfaat. Menurut ahli tembakau dari Universitas Jember Dr. Ir. Josi Ali Arifandi—sebagaimana dia sampaikan dalam seminar yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) bersama Universitas Jember, mengangkat tema “Deversifikasi Produk Tembakau Non Rokok”, di sebuah Hotel Berbintang, di Surabaya, pada tahun 2013 lalu—tembakau memiliki potensi sebagai pestisida. Bahkan, kata Dr. Josi, tembakau dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat.

Baca Juga :   Influencer Kebugaran Tewas Tertimpa Barbel 210 Kg, Ahli: Cidera Leher Sangat Berbahaya 

“Tembakau tidak selalu berkonotasi negatif sebagai penyebab kanker. Tanaman tersebut dapat pula menghasilkan protein anti-kanker yang berguna bagi penderita kanker, sebagaimana temuan Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Arief Budi Witarto, M. Eng, “ ujar Dr. Josi.

Menurut hasil penelitian Dr. Josi terhadap 18 varietas tembakau lokal, varietas genjah kenongo—misalnya—dapat menjadi penghasil protein penting growth colony stimulating factor (GCSF). “Prospek pengolahan tembakau menjadi obat cukup cerah, mengingat hasil tembakau kita yang berlimpah,” jelasnya. Untuk itu diperlukan sistem operasional teknis tata kelola hubungan antar komponen pemangku kepentingan pertembakauan yang sinergis dan cerdas sesuai dengan mandat dan perannya.

Artikel Terkait

Leave a Comment