samudrafakta.com

Banjir dan Tanah Longsor di Semarang: Terendam Air, Jalan Raya Kaligawe Lumpuh Total

Longsor di Jalan Bukit Melati no 426 RT 10 RW 21, Kel. Sendang Mulyo, Kec. Tembalang, Jawa Tengah. (Dasboard Pantau Banjir Kota Semarang)

KOTA SEMARANG — Jalan Raya Kaligawe yang menjadi penghubung Kota Semarang dengan Demak hingga Surabaya dalam kondisi lumpuh total akibat banjir. Puluhan truk dan kendaraan niaga terendam air dengan ketinggian sekitar 80 sentimeter.

Dari laporan visual yang dikirimkan Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, wilayah Jalan Raya Kaligawe terendam banjir hingga roda kendaraan mobil bak terbuka pun tidak terlihat.

Lalu lintas di sepanjang jalur yang menghubungkan Kota Semarang menuju Demak-Surabaya juga lumpuh total. Beberapa kendaraan jenis truk hingga mini bus terjebak dalam genangan banjir tersebut. Di samping itu, wilayah Kota Lama Semarang juga turut terendam hingga sepaha orang dewasa. “Jalan Kaligawe lumpuh,” ungkap Endro Pudyo Martanto dikutip dari rilis resmi BNPB, Kamis (14/3/2024).

Kota Semarang seperti diberitakan mengalami banjir akibat luapan sungai, Rabu (13/3/2024). Hujan dengan intensitas tinggi disertai petir dan angin kencang melanda di hampir sebagian besar wilayah Ibu Kota Jawa Tengah dan sekitarnya pada Rabu (13/3/2024).

Baca Juga :   Banjir Demak Meluas, Paling Parah dalam 50 Tahun, 25 Ribu Lebih Warga Mengungsi dan Butuh Bantuan

Berdasarkan monitoring satelit klimatologi BMKG pada Rabu (13/3/2024) pukul 20.50-23.45 WIB, wilayah dengan dampak cuaca ekstrem ini terpantau meliputi Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan.

Hal ini mengakibatkan sejumlah titik wilayah Kota Semarang terendam banjir dengan tinggi muka air antara 15-80 sentimeter (cm). Kondisi banjir mengalami tren kenaikan genangan akibat hujan masih berlangsung hingga menjelang tengah malam.

Banjir Kanal Timur (BKT) Semarang meluap hingga airnya melimpas ke permukiman warga. Sistem pengendali banjir di bagian timur Kota Semarang ini tidak cukup menampung air hujan. Banjir di Kota Semarang juga memicu tanah longsor, hingga angin kencang yang berdampak pada kerusakan bangunan rumah milik warga.

Pemkot Semarang telah mendirikan posko darurat di Balai Kota Semarang di Jalan Pemuda Kota Semarang. Mereka mendirikan dapur umum untuk memasok permakanan baik untuk warga maupun petugas yang bersiaga selama penanganan bencana berlangsung. “Kita persiapan dapur umum di Balai Kota. Posko darurat ada di Balai Kota,” jelas Endro.

Baca Juga :   Cuaca Kian Panas, Krisis Pangan Mengancam!
Cuaca ekstrem masih mengintai

Sementara menurut monitoring lanjutan prakiraan cuaca oleh BMKG, wilayah Kota Semarang dan sekitarnya masih berpotensi terjadi cuaca ekstrem. Kondisi ini dapat memicu rentetan bencana hidrometeorologi basah hingga beberapa hari kedepan.

Sementara Pusat Meteorologi Maritim BMKG merilis informasi mengenai gelombang tinggi di perairan Laut Jawa bagian tengah yang dapat mencapai ketinggian 1,25-2,5 meter. Gelombang tinggi ini juga dapat berpotensi naik ke permukaan hingga menyebabkan banjir rob di wilayah pesisir pantai utara.

Sementara itu beberapa sungai besar di wilayah hulu di Kabupaten Semarang juga mengalami kenaikan tingkat elevasi akibat dari adanya curah hujan yang masih tinggi selama beberapa hari terakhir.

BNPB mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap bencana susulan yang masih berpotensi terjadi hingga beberapa hari ke depan. Apabila terjadi hujan lebat dalam durasi lebih dari dua jam, maka warga yang tinggal di bawah lereng tebing maupun di bantaran sungai agar melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman.

Baca Juga :   Panas Ekstrem di Kala Pancaroba: Negara Tetangga Tembus 50 Derajat Celcius, Indonesia ‘Mentok’ di 37 Derajat 

Artikel Terkait

Leave a Comment