samudrafakta.com

Apa Itu Microsleep, Tidur Singkat yang Mengakibatkan Bus Rosalia Indah Kecelakaan di Tol Batang-Semarang?

Hati-hati dengan microsleep. Kejadian tidur singkat pada saat menyetir mobil bisa membawa bencana. Foto:Canva
BATANG — Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Pol Aan Suhanan menduga sopir bus Rosalia Indah yang mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Tol Batang-Semarang karena dalam kondisi microsleep. Akibat kecelakaan tunggal di KM 370 Tol Batang-Semarang pada Kamis (11/4/2024) pukul 06.30 WIB, sebanyak 7 penumpang tewas.

“Dugaan awal sudah lelah. Kemungkinan terjadi microsleep di tempat kejadian sehingga terjadi kecelakaan tunggal,” kata Aan dilansir TVOne News, Kamis (11/4/2024). Bus Rosalia Indah jurusan Jakarta-Semarang berisi 36 orang, terdiri 32 penumpang dan 2 kru bus. Bus mengalami kecelakaan tunggal di KM 370 Tol Semarang-Batang pada pukul 06.30 WIB. Radar Semarang menyebut tujuh orang korban tewas antara lain;

Sumarno, laki-laki, (45) warga alamat Genukharjo RT 1/20 Wuryantoro, kondektur bus PO Rosalia; Shaquina Banunga Zeeya Salsabila bayi 1 tahun , warga Tiripan Dusun Karokan, Brebeg Nganjuk (non manifest); Moh Mahsun (45) alamat Pekayon Jaya, Bekasi Selatan; Masri’in, perempuan kursi 7A; Zifana, perempuan, anak umur 3 tahun, kursi 10C; Titik, perempuan Kursi 1 B; dan Aris Riski, laki-laki penumpang kursi 4 A

Apa itu Microsleep?

Dilansir dari laman sleep foundation, para peneliti umumnya mendefinisikan microsleep sebagai episode tidur yang berlangsung selama 15 detik atau kurang. Selama episode microsleep, orang kehilangan kendali sadar atas kinerja mereka. Para ilmuwan sedang bekerja untuk lebih memahami apa yang terjadi dalam otak selama microsleep dengan mempelajari fenomena ini baik pada manusia maupun hewan.

Microsleep ditandai dengan perubahan perilaku. Episode microsleep dapat terlihat berbeda antara satu orang dengan orang lain, tetapi sering diidentifikasi dengan menutup mata sebentar atau mengalami kehilangan perhatian. Para peneliti dapat mendeteksi microsleep dengan mengukur aktivitas otak, mengamati wajah dan tubuh seseorang, atau dengan menguji kinerja psikomotor mereka.

Selama episode microsleep, gelombang otak yang diukur oleh elektroensefalogram (EEG) menurun secara signifikan. Pemindaian otak yang dilakukan menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) menunjukkan bahwa microsleep melibatkan aktivitas otak yang berbeda dari yang ditemukan dalam tidur reguler. Selama microsleep, sebagian besar otak yang non-aktif selama tidur tetap aktif, termasuk area otak yang didedikasikan untuk tetap terjaga.

Otak juga merespons secara berbeda terhadap suara selama microsleep daripada saat terjaga atau tidur. Otak memiliki reaksi terhadap suara selama microsleep, tetapi tidak memiliki pola reaksi yang sama dengan saat seseorang terjaga. Misalnya, selama microsleep, otak tidak tampak membedakan antara suara dari pitch yang berbeda.

Leave a Comment