samudrafakta.com

KH. Abdul Wahab Chasbullah (2): Inisiator NU, Menyatukan Ulama Sunni dan Syiah untuk Mendukung Kebebasan Bermazhab

Mbah Wahab pun, dengan gaya meyakinkan, menjelaskan, “Dulu, saat banjir Nabi Nuh As., ketika semua hewan ikut naik kapal, Nabi Nuh berpikir, jika nanti hewan yang naik kapal ini kawin dan berkembang biak, maka bisa membuat kapal kelebihan muatan dan tenggelam. Akhirnya Nabi Nuh mengambil kebijakan: semua alat kelamin wajib dicopot dan dititipkan di lemari Nabi Nuh”.

“Begitu kapal sampai daratan, semua hewan berlomba lari ke daratan. Karena saking senangnya melihat darat, hewan-hewan pada berhamburan. Yang pertma melompat keluar kapal adalah kuda. Tapi, sebelum turun ke darat, dia mengambil alat kelaminnya yang ‘dititipkan’ di lemari Nabi Nuh. Tapi, yang dia ambil ternyata adalah kelaminnya gajah. Karena tertukar, makanya alat kelamin kuda itu besar.”

“Sedangkan semut sudah lari duluan ke daratan, tapi lupa mengambil alat kelaminnya. Dan mulai saat itu, semut bingungmencari alat kelaminnya. Maka dari itu, setiap bertemu dengan temannya, semut pasti bertanya: ‘Alat kelaminmu sudah ketemu apa belum?’”

Baca Juga :   KH. Achmad Syuhada: Kombatan Perang Jawa yang Merawat Semangat Cinta Tanah Air

Mendengar cerita itu, ulama Syiah dan ulama Sunni bisa tertawa bersama. Suasana menjadi cair. Ulama Sunni dan Syiah saling menepuk pundak dan bersalaman. Akhirnya mereka semua sepakat bersatu untuk menolak kebijakan Raja Saud, yang salah satunya berencana membongkar makam Nabi Muhammad.—bersambung

(Wijdan | Diolah dari berbagai sumber)

Artikel Terkait

Leave a Comment