samudrafakta.com

Sultan, Korban Kabel Optik Menjuntai, Diperbolehkan Pulang

Korban kabel fibber optik menjuntai, Sultan Rifat Alfatih diperbolehkan pulang, Selasa (12/12/2023). Namun, Sultan tetap menjalani rawat jalan di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Foto:Elshita/com/canva
JAKARTA – Sultan Rifat Alfatih, mahasiswa Universitas Brawijaya yang terjerat kabel optik rampung menjalani perawatan di RS Polri Kramatjati. Sultan bahkan sudah berbicara meski menggunakan bantuan eletrolaring, usai menjalani perawatan panjang hampir satu tahun sejak terjerat kabel optik, Januari 2023.

Kepala RS Polri Kramatjati Brigjen Pol Hariyanto mengatakan, pasien kecelakaan kabel fiber optik Sultan Rifat sudah diperbolehkan pulang sejak dua minggu lalu. Sultan sudah bisa melakukan rawat jalan usai menjalani perawatan selama 4 bulan.

“Tindakan yang dilakukan terhadap ananda Sultan mulai dari perbaikan keadaan umum untuk mempersiapkan tindakan dan psikiatri, operasi, dan pascaoperasi termasuk speech terapi, dan fisioterapi yang akan dilanjutkan dengan rawat jalan,” ujar Hariyanto dalam konferensi pers di RS Polri via TBNews, Selasa (12/12/2023).

Hariyanto menjelaskan, perbaikan berat badan Sultan semakin meningkat. Awal masuk di RS Polri, berat badan Sultan hanya 46 kg. Usai menjalani perawatan 4 bulan, beratnya menjadi 56 kg. “2 minggu di rumah 61 kg,” kata Hariyanto.

Kecelakaan yang menimpa Sultan terjadi pada 5 Januari 2023, sekitar pukul 22.30 WIB. Sultan naik sepeda motor melintas di Jalan Pangeran Antasari. Dia berada di belakang mobil SUV. Tiba-tiba ada kabel optik yang menjuntai ke jalan. Kabel optic sempat terseret mobil, lantas menjerat leher Sultan.

Akibatnya, tulang muda tenggorokan Sultan putus. Hal ini menganggu saluran makan dan pernapasan. Tujuh bulan berselang, tenggorokan Sultan belum pulih dan belum bisa bicara.

Baca Juga :   Presiden Jokowi: Derasnya Informasi Kerap Mengorbankan Visi Jurnalisme

Mahasiswa Universitas Brawijaya itu hanya bisa makan dan minum melalui selang NGT silikon yang dimasukkan melalui hidungnya. Makanan yang dia konsumsi juga harus dicairkan dengan kekentalan paling tidak 10%. Akibatnya, berat badan Sultan turun dari 67 kg menjadi 47 kg sejak mengalami kecelakaan tersebut.

“…menelan air ludah pun saya tidak bisa lakukan, sehingga setiap dua menit sekali saya harus mengeluarkan air liur saya dan setiap kali saya ingin tidur, saya harus menyedot air liur beserta lendir yang masuk ke saluran pernapasan saya dengan menggunakan mesin sedot,” tulis Sultan melalui surat yang dia kirimkan kepada Presiden Joko Widodo serta Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD seperti dillansir BBC Indonesia.

Surat tersebut mendapat respons dari Presiden Joko Widodo. Sultan pada Kamis (3/8/2023), dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk mendapat perawatan secara khusus. Proses operasi dan perawatan Sultan berakhir pada Selasa (12/12/2023).

Ketua Tim Penanganan dr. Yosita Rahma menjelaskan, usai dilakukan operasi terakhir, pada 16 November 2023, Sultan sudah bisa makan. “Pasien sudah bisa makan bubur dengan baik, pasien juga sudah bisa berbicara dengan eletrolaring, gizi sudah baik, berat badan sudah bertambah, dan luka di leher sudah membaik,” ungkapnya.

Fatih Nurul Huda, ayah kandung  Sultan mengucapkan terima kasih kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo atas fasilitas pengobatan yang diberikan kepada anaknya. Kepada Kapusdokkes Polri, Karumkit, dan seluruh dokter hingga tim medis pun dihaturkan terima kasih.

Baca Juga :   Erick Thohir Dapat Gelar Dr. HC dari UB, Puluhan Mahasiswa Menolak

“Ini suatu yang luar biasa buat kami, apresiasi yang kami untuk mengucapkanpun kami sulit. Yang seperti ini hari 341 sejak kecelakaan kami tidak pernah membayangkan situasinya bisa seperti ini, karena di benak kami hanya ada kesedihan dan keputusasaan,” ujar Fatih Nurul Huda.

Menurut dia, anaknya sudah beraktivitas 100% normal di rumah. Sultan sudah bisa bermain basket, mengendarai sepeda, mengangkat benda berat, bahkan belajar naik motor lagi.

Sultan menyatakan sangat senang bisa kembali berbicara dan pulih. “Yang utama dan paling utama saya ucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, Karumkit, Kapusdokkes, yang juga sudah bekerja sama dan saya saat ini merasa jauh lebih baik lagi,” jelas Sultan.

UB Bantu Studi Sultan Rifat

Pada bagian lain, Dekan FISIP UB, Anang Sujoko S.Sos., M.Si., D.Comm mengungkapkan pihaknya terus aktif berkomunikasi dengan pihak orang tua Sultan untuk membantu proses perkuliahan.

“Kami melalui Ketua Prodi Ilmu Pemerintahan terus komunikasi dengan pihak Sultan. Kita berkomitmen untuk membantu proses kuliahnya,” papar Anang Sujoko  seperti dilansir dari laman fisip.ub.ac.id.

“Saat ini kita menyarankan untuk mengambil cuti. Jika selanjutnya akan meneruskan perkuliahan di UB, FISIP siap mendampingi Sultan untuk menyelesaikan studynya,” sambung Anang Sujoko.

Baca Juga :   Tragedi Kabel Fiber Optik (3): Keluarga Korban Menilai Pemilik Kabel Tidak Memiliki Iktikad Baik

Tidak hanya itu, pria lulusan University of South Australia ini mengaku sudah berkomunikasi dengan Fakultas Hukum UB untuk membantu advokasi dengan memberikan bantuan hukum untuk Sultan.

“Kami sudah koordinasi dengan teman teman FH UB. Pihak Sultan juga akan menempuh jalur hukum soal ini, kami akan bantu dengan advokasi dari teman teman FH,” tuturnya.

Kemudian, FISIP UB melalui Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kewirausahaan juga sudah berkomunikasi dengan Ikatan Alumni FH UB untuk membantu Sultan salah satunya dengan memberikan bantuan hukum.

“Saya juga sudah berkoordinasi dengan Wakil Dekan bidang kemahasiswaan FISIP. Beliau sudah berkomunikasi dengan teman-teman alumni FH UB yang siap memberikan bantuan hukum,” tandasnya.

Anang Sujoko menegaskan pihaknya akan terus membantu Sultan hingga mendapatkan tanggung jawab yang harusnya didapatkan. “Saya tadi juga sudah kontak pamannya, intinya Sultan adalah anggota civitas UB dan kami akan membersamai dalam kasus ini hingga PT bertanggungjawab,” tegasnya.

Untuk diketahui, untuk makan dan minum, Sultan kini harus menggunakan selang. Sehari-hari hanya mampu mengonsumsi susu dan makanan cair.

Dalam perjuangannya untuk mempertahankan hidup, Sultan harus menjalani serangkaian operasi. Biaya pengobatan Sultan hingga sekarang mencapai 1,5 miliar rupiah.

____SUMBER FOTO: Elshinta.com

Artikel Terkait

Leave a Comment