samudrafakta.com

PPI Imbau Tidak Ada Kibaran Agenda Politik dalam Penyambutan Anas

Sebelum Anas Urbaningrum masuk bui—yang oleh simpatisannya disebut sebagai kriminalisasi—dia meninggalkan warisan organisasi bernama Perhimpunan Pergerakan Indonesia alias PPI. Organisasi kemasyarakatan alias ormas ini dipimpin langsung oleh Anas. Statusnya sebagai Ketua Presidium PPI tak tergantikan kendati dia harus menjalani hukuman penjara. Dan PPI mengimbau agar penyambutan kebebasan Anas tidak disertai agenda politik.

PPI tak terlalu aktif di permukaan, tetapi—menurut anggotanya—mereka terus bergerak di dalam sunyi. Dalam gegap gempita menyambut kebebasan Anas, PPI juga tak ketinggalan dari organisasi simpatisan lainnya. Ormas ini memastikan bakal hadir menjemput Anas yang diperkirakan bebas pada 10 April mendatang, langsung ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Sukamiskin, Kota Bandung.

“Kita semua, PPI, organisasi yang didirikan oleh AU (Anas Urbaningrum—red) dan kawan-kawan terdekatnya, sahabat seperjuangannya, juga satu-satunya organisasi yang dipimpin langsung oleh AU, hampir satu dasawarsa turut mengawal proses (hukum terhadap Anas) tersebut, memahami lika-likunya, merasakan beratnya intervensi politik penguasa saat itu, sehingga harus mengikhlaskan AU menjalani hukuman yang jauh dari keadilan,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPI S.J. Arifin dalam rilis resmi PPI, dikutip Senin, 3 April 2023.

Baca Juga :   Jokowi Dukung Prabowo Sejak Awal

PPI, kata Arifin, juga berencana untuk menyambut kebebasan Anas bersama dengan seluruh elemen, kelompok, maupun perorangan yang tidak bisa disebut jumlahnya. Menurut Arifin, mereka semua hadir karena mencintai Anas dan merindukannya kembali dalam kehidupan dan perjuangan di masyarakat.

Terkait penjemputan Anas, Presidium PPI Andy Subyakto mengimbau agar seluruh elemen, kelompok, dan perorangan yang datang menjemput untuk, “Menjemput hadirnya Anas layaknya momentum menjemput kembalinya keadilan yang telah direnggut selama hampir satu dasawarsa. Bukan hanya terhadap AU tetapi terhadap kita semua.”

Selain itu, lanjut Andy, PPI mengimbau agar penjemputan Anas dilakukan secara jernih dan bersahaja, jauh dari kemarahan, sakit hati, dan dendam, juga tanpa kibaran agenda politik. “Menjemput hadirnya AU dengan tetap menjaga marwah beliau sebagai pimpinan, guru, dan sahabat yang kita teladani. Juga menghindarkan diri dari perilaku yang menyusahkan warga Bandung di bulan Ramadhan. Mari bersama-sama mengawal dan mendukung agenda AU di masa depan,” imbau Andy.

Andy berharap demikian karena untuk mengantisipasi agar tidak sampai terjadi turbolensi politik setelah Anas bebas. Semestinya, kata dia, pengalaman masa lalu, di mana Anas dinilai menjadi korban praktik politik yang tidak sehat, bisa dijadikan pembelajaran agar lebih berhati-hati menentukan langkah.

Baca Juga :   PKB Terima Tawaran NasDem, KKIR Resmi Bubar, Demokrat Cabut dari KPP

PPI sendiri terbentuk setelah Anas diumumkan sebagai tersangka proyek Hambalang dan/atau proyek-proyek lainnya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK. Ketika itu banyak pihak mengira karir dan dukungan politik untuknya sudah habis. Pasalnya, sebagaimana pandangan simpatisannya, dia tersandung perkara hukum karena dijegal oleh partainya sendiri kala itu, yaitu Partai Demokrat.

Artikel Terkait

Leave a Comment