samudrafakta.com

Menjadi Manusia Matang

Ada nasihat bagus dari Paul Bergson, filsuf intuisionisme dari Prancis. Yang pertama, “To exist is to change, to change is to mature, to mature is to go on creating oneself endlessly.” Jika diterjemahkan secara sederhana, kurang lebih artinya: bila ingin eksis, maka berubahlah. Untuk bisa berubah, matanglah. Untuk bisa matang, ciptakan diri Anda secara terus-menerus. Artinya, terus perbaruilah diri Anda, jangan sampai berhenti. Itulah namanya “matang”.

Kalau Anda mandek, merasa sudah selesai, itu sama saja Anda bunuh diri. Sebab, ketika Anda merasa sudah selesai, Anda tidak eksis lagi. Maka dari itu, ciptakanlah diri Anda secara terus-menerus. Jangan berhenti dan jangan puas dengan kondisi Anda saat ini—sebagus apa kondisi Anda sekarang.

Setiap kali Anda bangun tidur, bayangkanlah ada sosok baru yang lahir, yang berbeda dari Anda kemarin. Berubahlah terus, matanglah dengan cara menciptakan diri Anda terus-menerus. Kunci Anda untuk bisa eksis ada di situ. Jika Anda tidak melakukan itu, maka Anda akan terjatuh ke dalam kerumunan.

Baca Juga :   Hati-Hati, Jangan Asal Menasihati, Apalagi di Medsos

Nasihat Bergson berikutnya adalah, “Think like a man of action, act like a man of thought”. Berpikirlah seperti orang yang pemberani, dan bertindaklah seperti orang yang cerdas. Maksudnya, beranilah untuk berpikir. Jangan takut. Tetapi, ketika bertindak, berhati-hatilah dan penuh pertimbangan seperti seorang pemikir atau filsuf. Jangan malah dibalik, malah takut berpikir dan bertindak semaunya sendiri.

Satu-satunya kebebasan manusia yang hakiki adalah berpikir. Tidak ada yang bisa menghalangi orang berpikir. Hanya saja, ketika Anda mau mewujudkan pikiran Anda, baik dalam kata-kata maupun perbuatan, berhati-hatilah. Pertimbangkanlah banyak hal. Maka, ketika Anda berpikir, carilah sebanyak mungkin referensi atau informasi supaya Anda mempunyai banyak pertimbangan ketika hendak mewujudkan pikiran Anda.

Mari menjadi manusia yang matang dengan terus memperbarui diri sendiri dan berpikir secara hati-hati dan akurat.*

*** | Disadur dari salah satu ceramah Dr. Fahruddin Faiz, Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Artikel Terkait

Leave a Comment