samudrafakta.com

‘Lone Wolf’, Sempat Kontak dengan Terduga Anggota NII

SE sebelum menjalani pemeriksaan oleh kepolisian, Selasa (25/10/2022).(dok. Istimewa)

Jakarta | Samudra Fakta—Perempuan bercadar yang hendak menerobos Istana Merdeka sambil membawa senjata api diketahui berinisial SE, tinggal di bilangan Koja, Jakarta Utara. Dia diduga merupakan ‘lone wolf’ atau pelaku aksi solo. Sebelum beraksi, perempuan 24 tahun tersebut terdeteksi menghubungi seseorang yang diduga terafiliasi dengan kelompok Negara Islam Indonesia (NII).

Menurut sumber Samudra Fakta di kepolisian, sebelum beraksi, SE sempat menjalin kontak dengan seseorang yang diduga terasosiasi dengan Kelompok NII. Adanya komunikasi itu terungkap setelah polisi memeriksa ponsel SE. Perempuan ini terdeteksi sempat menghubungi seorang perempuan yang terasosiasi dengan Cinta Quran Foundation—yang diduga terhubung dengan HTI. Dari hasil forensik digital terhadap ponsel SE, diketahui bahwa dia sering mengakses akun instagram Cinta Quran Foundation.

Pada tanggal 20 Oktober 2022, SE diketahui mengirimkan pesan whatsapp kepada seseorang yang terafiliasi dengan NII tersebut, memberitahukan bahwa ia sedang berada di Istana Negara. “Diduga saat itu SE melakukan pemantauan,” kata sumber Samudra Fakta, Rabu (26/10/2022). Ketika ditangkap Selasa (25/10/2022) kemarin, polisi mengamankan sepucuk senjata api jenis FN beserta magazine berisi selongsong kosong, sebuah kitab suci, sebuah dompet kosong berwarna pink, dan sebuah ponsel.

Baca Juga :   Belum Bisa Diperiksa Karena Stres

Pistol FN yang dibawa SE, menurut sumber tersebut, merupakan pistol rakitan lama. “Senjata api yang dia bawa dirakit lebih dari sepuluh tahun lalu. Senjata rakitan di masa itu lebih rapi, mirip asli, sedangkan senjata rakitan sekarang tidak serapi itu,” imbuh sumber tadi. Senjata rakitan itu adalah milik kerabat SE yang diambil perempuan tersebut secara diam-diam. Soal ini juga masih didalami oleh kepolisian.

Menurut dugaan sementara, SE melakukan aksinya sendirian atau ‘lone wolf’. “Dia seperti Zakia Aini yang menyerang Mabes Polri sendirian, Maret tahun lalu. Dia diduga stres karena terlalu sering mengikuti kajian-kajian di media sosial tanpa ada guru yang membimbingnya,” kata sumber Samudra Fakta.

Tentang kemungkinan ‘lone wolf’ ini juga sudah diungkapkan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. “(Bergerak) individu. Sementara ini individu. Tapi senjatanya memang senjata rakitan ya. Itu ada selongsongnya, tetapi proyektilnya tidak ada. Itu lagi didalami semua,” jelas Moeldoko kepada wartawan, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (25/10/2022).

Baca Juga :   Polisi Minta Masyarakat Tak Berspekulasi

Sementara itu, Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ahmad Nurwakhid menyebut bahwa SE adalah pendukung salah satu ormas radikal, HTI, yang telah dibubarkan pemerintah. Hal tersebut disampaikan Nurwakhid melalui keterangan tertulis, Selasa (25/10/2022). “Kami BNPT sesuai tugas pokok dan fungsinya sedang melakukan koordinasi intensif dengan aparat penegak hukum untuk memastikan apakah pelaku bagian dari jaringan terorisme atau pelaku tunggal (lone wolf),” kata Nurwakhid dalam keterangan tertulisnya.

Nurwakhid menambahkan, SE kerap memposting propaganda khilafah melalui akun media sosialnya. Pihaknya kini masih melakukan pendalaman terkait dugaan keterkaitan dengan aktor-aktor lain.(as/tp)

 

Artikel Terkait

Leave a Comment