samudrafakta.com

Kasus Covid-19 Melonjak di Indonesia, Ini Hal-Hal yang Perlu Diwaspadai Masyarakat

SURABAYA — Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat sejak akhir Oktober 2023 lalu akibat kemunculan subvarian baru dari Omicron, seperti EG.2 dan EG.5. Untuk itu, Kementerian Kesehatan mengimbau agar warga tetap waspada setelah mereka mencatat peningkatan akumulasi kasus Covid-19 tiap pekan dalam beberapa waktu belakangan.

“Ada peningkatan kasus, dari yang biasanya 10-20 kasus per minggu, pekan kemarin ada peningkatan sampai 267 kasus per minggu,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, dikutip Jumat (8/12/2023).

Tak hanya di Indonesia, situasi serupa juga terjadi di sejumlah negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina.

Peningkatan kasus Covid-19 di kawasan ini menjadi sorotan, terutama karena terjadi menjelang musim liburan Natal dan Tahun Baru.

Juru bicara Kemenkes, Syahril Mansyur, memaparkan bahwa secara umum, gejala Covid subvarian EG.2 dan EG.5 lebih ringan ketimbang varian-varian sebelum Omicron. “Tidak ada gejala khusus. Hanya batuk, pilek, nyeri tenggorokan, dan demam. Lebih ringan,” tutur Syahril.

Baca Juga :   Gagal Mitigasi Dibilang Berkah

Menurut Syahril, gejala ringan biasanya tak memerlukan obat dan perawatan khusus, seperti bantuan oksigen atau infus. Covid dengan gejala ringan seperti ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya setelah mengasup vitamin dan antivirus.

Meski demikian, Syahril tak menutup kemungkinan subvarian EG.2 dan EG.5 dapat menimbulkan gejala berat pada orang-orang yang memiliki komorbid.

Ketua Kolegium Epidemiologi Indonesia, Masdalina Pane, juga mengatakan bahwa subvarian tersebut dapat menimbulkan gejala berat pada kelompok orang yang memiliki risiko tinggi.

“Siapa mereka? Mereka yang usia lanjut, mereka yang memiliki komorbid. Kalau dia punya asma, diabetes, hipertensi, biasanya walau terinfeksi ringan, menimbulkan gejala yang berat,” tutur Masdalina.

Namun menurut Syahril, hingga saat ini tak ada laporan pengidap Covid subvarian EG.2 dan EG.5 yang sampai menderita gejala parah.

“Ini lebih ringan, dan juga tidak secepat Omicron. Kalau Omicron kan per hari langsung melonjak. Ini sedikit.”

Artikel Terkait

Leave a Comment