samudrafakta.com

Jejak Kuliner Nusantara: Menjelajahi Waktu, Jadi Media Diplomasi Budaya

Diplomasi Budaya

Pada zaman kolonialisme, resep tak hanya ditulis, tetapi juga menurunkan warisan gastronomi, yang kemudian bertransformasi menjadi kuliner Indonesia.

Beberapa contoh warisan masa kolonial, misalnya, adalah budaya jamuan prasmanan. Selain itu, ada juga makan menggunakan kursi, meja, dan alat makan.

Sementara budaya makan leluhur Indonesia tidak pernah menggunakan kursi dan meja. Leluhur menikmati jamuan dengan berlesehan atau duduk di lantai. “Budaya makan prasmanan ini ternyata diterapkan Sukarno di awal kemerdekaan, sebagai alat diplomasi kebudayaan,” kata Fadly.

Berdasarkan catatan sejarah, pada tahun 1950-an, Soekarno pernah menyampaikan kepada pengurus Dharma Wanita agar menyajikan sajian khas Nusantara dengan penyajian yang elegan. Kudapan-kudapan khas Indonesia itu disajikan secara elegan menggunakan model prasmanan dan menerapkan konsep table manner.

Fakta sejarah tersebut memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki khazanah kuliner yang sangat kaya dan cocok dipakai sebagai media diplomasi. “Tinggal bagaimana strateginya agar kuliner kita bisa naik panggung ke tingkat global,” ujar Fadly.

Soal pelestarian kuliner Indonesia, Fadly berpendapat agar tidak menyebut resep khas Indonesia ini dengan sebutan “kuliner tradisional”, “kuliner jadul”, atau “kuliner tempo dulu”. Menurutnya, sebutan semacam itu justru bisa membunuh eksistensi kuliner Indonesia. Karena sebutan kuliner tradisional akan mudah ditekan oleh modernitas kuliner.

Baca Juga :   Ini Daftar 5 Makanan Terburuk Asal Indonesia Versi Taste Atlas, Dari Buntil hingga Cilok
(Farhan)
Ikuti ulasan Samudra Fakta tentang sejarah resep-resep kuliner di Nusantara. Khas, luas, dan kaya gizi berimbang!

Artikel Terkait

Leave a Comment