samudrafakta.com

Iktikaf di Bulan Ramadhan Bukan untuk Bermalas-malasan, Perhatikan Makna, Manfaat, dan Syaratnya

Ilustrasi seorang Muslim sedang iktikaf di dalam masjid. (SF)

Iktikaf sebenarnya dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun—bukan hanya di bulan Ramadhan. Namun, menurut beberapa ulama, waktu yang paling utama dan dianjurkan untuk melakukan iktikaf adalah pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, khususnya pada malam ganjil. Hal ini dikarenakan pada malam-malam tersebut terdapat malam Lailatul Qadr, yaitu malam yang penuh berkah dan ampunan.

Tindakan ini menunjukkan keseriusan seorang Muslim dalam mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan meningkatkan kualitas spiritualitasnya. Dengan menyendiri di dalam masjid, seorang Muslim bisa fokus sepenuhnya pada ibadah ritual dan refleksi spiritual.

Iktikaf juga dianggap sebagai cara untuk membersihkan diri dari dosa-dosa masa lalu. Dengan memusatkan perhatian pada ibadah dan takwa, seorang Muslim berkesempatan untuk memperbaiki diri dan menghindari tindakan yang tidak diinginkan.

Melalui iktikaf, seorang Muslim dapat membentuk kedisiplinan spiritual. Dengan mematuhi aturan-aturan yang berlaku selama iktikaf, seperti menjauhi percakapan dunia dan fokus pada ibadah, seseorang dapat memperkuat keteguhan spiritualnya.

Bagi seorang Muslim yang berniat mengerjakan iktikaf, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber, yaitu:

  • Berakal Sehat. 
Baca Juga :   Bolehkah Menghirup Minyak Kayu Putih atau Inhaler saat Puasa? Begini Penjelasan Ulama

Iktikaf tidak sah dilakukan oleh orang yang gila atau dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk berpikir secara jernih.

  • Suci dari Haidh dan Nifas

Iktikaf tidak sah dilakukan oleh perempuan yang sedang haid atau nifas.

  • Bebas dari Utang Puasa

Bagi yang memiliki hutang puasa, wajib untuk meng قضا (qadha) puasanya terlebih dahulu sebelum melaksanakan iktikaf.

Dengan menjalankan iktikaf secara sungguh-sungguh, diharapkan seorang muslim dapat memperoleh pahala yang berlipat ganda, mendekatkan diri kepada Allah Swt., dan  menjadi pribadi yang lebih baik. 

Jadi, jelas ya: iktikaf bukan alasan untuk bermalas-malasan.◼︎ 

Artikel Terkait

Leave a Comment