samudrafakta.com

Harap Diperhatikan: Kecanduan Medsos Bisa Mengganggu Kesehatan Mental Remaja

Ilustrasi. (SF)

JAKARTA — Media sosial kini sudah menjadi bagian dari kehidupan. Mulai dari anak-anak sudah suka rebahan memantengi TikTok. Yang agak remaja sudah suka berselfie ria kemudian diunggah melalui Instagram. Dan yang dewasa kecanduan menggunakan Facebook. Seperti apa dampak penggunaan media sosial bagi anak-anak dan remaja?

Mayo Clinic berhasil mengulas dampak baik dan buruk penggunaan media sosial. Aplikasi media sosial memungkinkan Anda merespons konten yang diposting orang lain. Konten tersebut dapat berupa gambar, teks, reaksi atau komentar terhadap kiriman orang lain, dan tautan ke informasi.

Berbagi secara online di dalam situs media sosial membantu banyak orang untuk tetap terhubung dengan teman atau terhubung dengan teman baru. Dan hal ini mungkin lebih penting bagi remaja daripada kelompok usia lainnya. Pertemanan membantu para remaja merasa didukung dan berperan dalam membentuk identitasnya. Tentu wajar jika media sosial akan mempengaruhi perkembangan jiwa para remaja.

Seberapa besar? Sebuah survei pada tahun 2022 yang dilakukan kepada remaja berusia 13 hingga 17 tahun memberikan petunjuk bagaimana cara bersikap menghadapi budaya media sosial. Berdasarkan tanggapan sekitar 1.300 responden, survei tersebut menemukan bahwa 35% remaja menggunakan setidaknya satu dari lima platform media sosial lebih dari beberapa kali dalam sehari. Kelima platform media sosial tersebut adalah: YouTube, TikTok, Facebook, Instagram, dan Snapchat.

Baca Juga :   Kesehatan Mental Jadi Masalah Serius Indonesia, Siapa Capres Paling Peduli?

Media sosial tidak mempengaruhi semua remaja dengan cara yang sama. Penggunaan media sosial dikaitkan dengan efek sehat dan tidak sehat pada kesehatan mental. Efek-efek ini bervariasi dari satu remaja ke remaja lainnya. Efek media sosial terhadap kesehatan mental bergantung pada hal-hal seperti:

  • Apa yang dilihat dan dilakukan remaja saat online.
  • Jumlah waktu yang dihabiskan untuk online.
  • Faktor psikologis, seperti tingkat kedewasaan dan kondisi kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya.
  • Keadaan kehidupan pribadi, termasuk faktor budaya, sosial, dan ekonomi.

Artikel Terkait

Leave a Comment