samudrafakta.com

Ekonomi Indonesia Sudah Tumbuh, Kenapa Bisnis Peternakan Ayam Petelur Masih Lumpuh?

Ilustrasi peternakan ayam petelur di Kabupaten Blitar. Ekonomi Indonesia sudah tumbuh tetapi para peternak telur masih kolaps, ada apa? Foto:canva

Ketua IV GPPU, Asrokh Nawawi mengatakan, “Kontribusi produk unggas mencapai 2/3 dari konsumsi protein asal ternak oleh Masyarakat Indonesia, menyumbang 60 persen terhadap PDB peternakan, berkontribusi 80,77 persen terhadap total produksi ternak, dan menyerap sekitar 10 persen dari tenaga kerja nasional dengan omzet mencapai 700 triliun per tahun. Artinya, industri peternakan sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi makro dan mikro. Jadi, kalau industri ini lumpuh, dampaknya sangat fatal bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.”

“Sebenarnya berdasarkan data produksi dalam lima tahun terakhir,” Asrokh melanjutkan, “produksi daging dan telur ayam ras terus meningkat setiap tahun. Untuk produksi daging ayam ras tahun 2023 sudah mencapai 3,9 juta ton, meningkat sekitar 200 ribu ton dibanding tahun 2022. Dan untuk produksi telur 2023 sudah mencapai 6,1 juta ton, dibanding 5,6 juta ton pada tahun 2022,” tambah Asrokh.

“Tetapi, mengapa industri perunggasan terseok-seok? Karena ada peningkatan impor grans parent stock yang menyebabkan pasokan DOC melebihi kebutuhan;naiknya harga sapronak yang menyebabkan biaya produksi meningkat; efek dari pengetatan kebijakan moneter berpengaruh ke pengeluaran konsumsi menurun; dan  panjangnya mata rantai pasok, serta belum siapnya industri perunggasan untuk melakukan hilirisasi” kata Asrokh.

Baca Juga :   Luhut: Elon Musk Bakal Investasi Baterai Lithium di Indonesia, Negosiasi Rampung September 2023

Artikel Terkait

Leave a Comment