samudrafakta.com

Benarkah Terapi Urine punya Manfaat Kesehatan? Simak Mitos dan Fakta Medisnya

Urine adalah cairan dan produk limbah yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Ginjal manusia bekerja sebagai penyaring yang akan mengeluarkan kelebihan air dan limbah aktivitas sel dari pembuluh darah. Limbah ini akan dibawa ke kantung kemih sebagai urine.

Sekitar 91 sampai 96 persen urine terdiri dari air dan sisanya adalah garam, ammonia, dan limbah dari proses metabolisme tubuh. Terapi urine dilakukan dengan minum segelas urine sendiri setiap pagi atau menaruh urine pada bagian kulit tertentu.

Terapi dilakukan karena urine dipercaya sudah digunakan sebagai obat untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan seperti: asma, arthritis, alergi, kanker, masalah pencernaan, migrain, dan masalah kesuburan.

Terapi urine dengan cara meminum dan mengoleskan air kencing bermanfaat bagi Kesehatan.

Ada banyak mitos tentang manfaat terapi urine. Ada yang mengatakan bisa mencegah infeksi dan meningkatkan kekebalan tubuh. Ada juga yang mempercayai bisa memutihkan gigi kalau dioleskan kepada gigi.

Benarkah terapi urine punya manfaat? Sebaiknya simak fakta medis seperti dilansir oleh laman Dokter Sehat Kementerian Kesehatan dikutip pada Minggu (17/12/2023).

Mitos Seputar Terapi Urine

Terapi urine dipercaya oleh sejumlah masyarakat mengobati berbagai penyakit. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa contoh mitos manfaat terapi urine, antara lain:

  1. Terapi urine Mencegah Infeksi

Terapi urine dengan cara minum air seni pertama pada pagi hari dipercaya mencegah infeksi dan meningkatkan kekebalan tubuh. Faktanya, air seni mengandung berbagai bakteri berbahaya. Jika daya tahan tubuh seseorang tidak baik, maka risiko infeksi bakteri justru akan meningkat.

  1. Terapi urine Membuat Gigi Tampak Putih

Warga Roma kuno konon menggunakan air seni untuk memutihkan gigi. Hal ini dikarenakan, mereka memercayai kandungan amonia yang bisa bertindak sebagai agen pemutih gigi.  Dalam kondisi tertentu, air seni bisa mengandung amonia. Namun amonia muncul saat tubuh dehidrasi, terdapat batu ginjal, dan infeksi saluran kencing. Hal ini bukanlah kondisi yang baik. Jika ada infeksi dalam saluran kencing, maka urine akan mengandung bakteri. Mengoleskan urine yang terkontaminasi bakteri pada gigi dan gusi hanya akan meningkatkan risiko terjadi infeksi pada area mulut.

Leave a Comment