samudrafakta.com

AS Khawatir Kematian Presiden Raisi Bakal Picu Perang Dunia III

Para pelayat membawa peti mati Presiden Ebrahim Raisi yang terbungkus bendera selama upacara pemakaman dia dan rekan-rekannya yang tewas dalam kecelakaan helikopter pada hari Ahad di wilayah pegunungan di barat laut negara itu, di kota Tabriz, Iran, Selasa 21 Mei 2024. Foto ini dirilis oleh Kantor Kepresidenan Iran ini. FOTO: AP
JAKARTA—Salah satu pejabat Amerika Serikat (AS) menyebut bahwa meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi setelah helikopter yang dia tumpangi celaka pada Ahad (19/5/2024) lalu disebut bisa picu Perang Dunia Ketiga (PD 3). 

Terkait kekhawatiran tersebut, Pemerintah AS disebut telah mengamati dengan cermat bagaimana reaksi Iran terhadap kematian mendadak Sang Presiden. Washington pun menyatakan khawatir jika satu tuduhan saja terhadap Israel terkait kematian Raisi mungkin bisa meningkatkan ketegangan antara Iran dengan Negara Zionis tersebut.

“Saya tidak bertaruh pada perubahan kebijakan apa pun,” kata seorang pejabat senior pemerintah AS, dikutip dari CNBC, Ahad (26/5/2025).

“Untuk sementara waktu, bukanlah menjadi sebuah pertanyaan gila untuk bertanya, ‘Apakah ini awal mula Perang Dunia III?’,” tambah seorang pejabat lain, yang memilih untuk anonim, sebagaimana dikutip CNBC.

Sebagai informasi, menurut laporan berbagai media internasional, khususnya AS, Iran telah melakukan penyelidikan atas kematian Ebrahim Raisi dalam kecelakaan yang terjadi saat ketegangan antara Teheran dan Washington meningkat tersebut.

Hubungan kedua negara yang tak menjalin jaringan diplomatik itu pun meruncing setelah Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran pada tahun 2018—ketika dia menjabat sebagai Presiden. Penarikan diri Trump tersebut membuat Negeri Para Mullah itu mulai kembali dijatuhi deretan sanksi oleh AS.

Baca Juga :   Presiden Iran Dipastikan Meninggal, Video Evakuasi Beredar Luas

Yang paling hangat, hubungan Washington dan Teheran memanas pasca-serangan Israel ke Gaza pada 7 Oktober silam, di mana Iran mendukung milisi Gaza Palestina Hamas dan proksi-proksinya, seperti Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, sementara AS, pro Israel.

Sebagaimana dikutip dari Firstpost, sebenarnya kemarahan Iran kepada AS sudah dilontarkan Mantan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, di mana Zarif menunjuk bahwa embargo AS secara tidak langsung bertanggung jawab atas tragedi kematian Raisi.

Embargo Washington kepada Teheran, menurut Zarif, membuat Iran tak bisa mengakses suku cadang helikopter yang mumpuni. Sebagaimana diketahui, helikopter yang jatuh, yang mengangkut Presiden Raisi, itu bertipe Bell 212 buatan AS.

Artikel Terkait

Leave a Comment