samudrafakta.com

Agak Lain namun Inovatif, ‘Ngaji Pasan’ di Baitul Kilmah Membedah Naskah dan Film Sejarah Wali Songo

Bedah sejarah Majelis Wali Songo adalah tema khusus yang diulas Pesantren Kreatif Baitul Kilmah di Bantul, DIY. (Dok. Baitul Kilmah)
BANTUL—Seperti jamaknya pondok pesantren (ponpes) tradisional  di Nusantara yang menggelar ngaji pasan (pengajian khusus bulan puasa—red) selama bulan Ramadhan, Pesantren Kreatif Baitul Kilmah, di Dusun Kayen, Sendangsari, Pajangan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta juga menggelar jadwal serupa. Namun, agak lain dari ponpes pada umumnya, pesantren ini juga menggelar kajian sejarah Wali Songo.

Yang menjadi bahan kajian dalam kajian Wali Songo di Baitul Kilmah adalah manuskrip kuno Nusantara, yang menjadi koleksi pesantren tersebut. Selain itu, ada juga acara bedah film.

Sebagai informasi, Ponpes Baitul Kilmah didirikan oleh KH. Aguk Irawan M.N. berdasarkan kesadaran untuk melestarikan “jihad literasi”. Maka dari itu, tak heran jika kitab-kitab Nusantara kuno bernapaskan keislaman juga dikaji di sini—di samping kitab-kitab klasik dari Timur Tengah, yang di lingkungan ponpes kerap disebut Kitab Kuning.

KH. Aguk Irawan M.N, pendiri sekaligus pengasuh Pesantren Kreatif Baitul Kilmah, Bantul, DIY. (Dok. Baitul Kilmah)

Pada Ramadhan 1445 H/2024 M ini, Baitul Kilmah secara khusus menggelar pengajian bertema Jejak Sunan Bonang di Lasem dan Kitab Pangeran Bonang.

Menurut Kiai Aguk, pengajian seperti ini sengaja diadakan di tengah adanya upaya sistematis untuk mendistorsi Sejarah Wali Songo. Salah satu bentuk distorsi itu, menurut Aguk, seperti adanya narasi yang menyebut bahwa Wali Songo hanya dikenal deangan karamahnya—bisa terbang, bisa mengubah sesuatu menjadi emas, dan berbagai cerita ala film lainnya.

Baca Juga :   Menko Airlangga: Pejabat Boleh Hadiri Bukber

Pesantren Kreatif Baitul Kilmah berikhtiar meluruskan narasi itu, untuk menanamkan kesadaran bahwa Majelis Wali Songo adalah fakta sejarah yang benar-benar nyata dan bisa diterima oleh akal sehat, bukan sekadar mitos berbau mistis.

Salah satu bukti nyata bahwa Majelis Wali Songo adalah fakta sejarah, menurut Aguk, adalah para wali anggotanya meninggalkan warisan karya intelektual, berupa manuskrip tulisan.

“Kita mengenal para wali terdahulu, khususnya Wali Songo, sebagian besar hanya sisi cerita karamahnya, bukan karya intelektualnya. Padahal mereka mewariskan karya intelektual, selain  keteladanan,” kata Kiai Aguk Irawan, Kamis (14/3/2023).

Salah satu materi bedah sejarah Wali Songo di Baitul Kilmah. (Dok. Baitul Kilmah)

“Selain kajian tokoh dan karya Wali Songo, di Pesantren Kreatif Baitul Kilmah juga ada ngaji pasan ala pesantren salaf lain di Indonesia,” tambah pemilik gelar sarjana (S1) Jurusan Aqidah-Filsafat Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, ini.

Artikel Terkait

Leave a Comment