JAKARTA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan banjir rob terjadi pada 8 wilayah pesisir sebagai dampak fenomena super new moon dan perigee. Warga di pelabuhan, nelayan, petani garam, dan seluruh aktivitas di pesisir pantai, diminta mewaspadai banjir rob pada 10 Maret 2024, dengan waktu (hari dan jam) yang berbeda di tiap wilayah.
Kawasan pesisir yang terancam banjir rob yakni, pesisir Sumatera Utara, pesisir Kep. Riau, pesisir Banten, pesisir Jawa Tengah, pesisir Jawa Timur, pesisir Kalimantan Barat, pesisir Sulawesi Utara, dan pesisir Maluku Utara
Untuk diketahui, fenomena super new moon adalah fase bulan baru yang diperkirakan terjadi pada 10 Maret 2024. Fase bulan baru kali ini datang bersamaan dengan Perigee, fenomena jarak terdekat bulan dengan bumi. Kondisi ini berpotensi meninggikan ketinggian pasang air laut sehingga terjadi banjir pesisir atau popular disebut rob.
“Potensi banjir pesisir (rob) dapat berbeda waktu (hari dan jam) di tiap wilayah, yang secara umum berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat,” demikian peringatan tertulis dari BMKG dikutip, Jumat (8/3/2024).
Selain mengingatkan akan ancaman banjir rob, BMKG juga memprakirakan cuaca ekstrem masih dapat berlangsung hingga sepekan ke depan. Pada 29 Februari 2024 lalu, BMKG mengeluarkan rilis potensi hujan sedang-lebat yang dapat terjadi dalam sepekan hingga tanggal 8 Maret 2024 di beberapa wilayah Indonesia. Cuaca ekstrem terjadi akibat signifikansi dinamika atmosfer yang dapat meningkatkan potensi cuaca ekstrem.
Sesuai dengan rilis tersebut, BMKG memantau bahwa telah terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi di sejumlah wilayah Indonesia sejak tanggal 1 hingga 05 Maret. Adapun hujan dengan kategori sangat lebat terjadi di wilayah Kalimantan Barat (Putussibau), Sulawesi Tenggara (Kendari), dan Papua (Tanah Merah), sementara itu curah hujan dengan kategori ekstrem terjadi di Sulawesi Utara (Manado) yang mencapai 209 mm/hari.
