SURABAYA— Para rohaniwan lintas-agama yang tergabung dalam organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia (PCTAI) menggelar doa lintas–agama di Kompleks Gedung Juang ‘45, Jl. Mayjen Sungkono, Surabaya. Doa bersama ini digelar selama tiga hari, 9 – 11 November 2023. Merupakan salah satu bentuk ‘ikhtiar jalur langit’, mendoakan agar Pemilu 2024 berjalan damai dan lancar.
Doa bersama ini adalah salah satu upaya untuk meredam kekhawatiran publik, mengingat kemeriahan pesta demokrasi kali ini berpotensi menimbulkan gesekan horizontal. Gejala-gejala konflik itu sudah terlihat sedari sekarang. Polarisasi masyarakat, persaingan elektoral, serta kebencian antar-pendukung partai atau calon presiden dan calon wakil presiden adalah fakta yang banyak bertebaran di ruang publik hari-hari ini.
“Sebenarnya acara ini digelar bukan khusus untuk menyongsong Pemilu 2024. Kami bertemu dalam rangka mensyukuri Hari Pahlawan. Namun, dari pertemuan ini, insyaallah dampaknya akan berpengaruh pada damainya pesta demokrasi, agar berjalan damai, jauh dari pecah-belah,” kata ketua panitia acara doa bersama, Muhammad Sholeh, Kamis (9/11) malam.
Menurut Sholeh, hari ini sebagian masyarakat merasa apatis, ragu jika pemilu bisa berjalan jujur dan adil. “Menurut kami, Pemilu 2024 ini agak berat. Panasnya sudah terasa dari sekarang. Tak sedikit masyarakat ragu, bingung mau pilih siapa. Lebih-lebih pemilu tahun ini syarat akan kepentingan asing, dua negara yang sedang bersaing, Amerika dan China. Mungkin saja negara luar akan ikut cawe-cawe dalam pilpres ini. Ini kita harus waspada,” katanya.
Sementara itu, Ketua Departemen Pendidikan DPP PCTAI Kushartono menambahkan, untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam pemilu kali ini, masyarakat harus diberi pendidikan politik yang nyata.
“Masyarakat harus diberi pendidikan politik yang baik dan cespleng, untuk mewujudkan pemilu damai. Setiap warga negara harus sadar, insyaf, dan memegang teguh semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’. Silahkan beda pilihan, beda dukungan, atau beda pandangan, tetapi kita tetap harus bersatu. Pendidikan politik ini harus ada contoh yang nyata,” ujar Kushartono.
Berkumpulnya para tokoh lintas agama ini, menurut Kushartono, tanpa tendensi kepentingan politik praktis maupunkepentingan kelompok politik tertentu.
Sebagai informasi, PCTAI merupakan organisasi lintas-agama yang diprakarsai oleh Kiai Mukhtar Mu’thi dari Pesantren Majma’al Bahrain Hubbul Wathan Minal Iman Shiddiqiyyah. Organisasi ini dirikan pada 21 Maret 2010 di Trowulan, Jawa Timur.
PCTAI adalah organisasi independen, merdeka, nirlaba, mandiri, bukan organisasi keagamaan, bukan organisasi politik,dan tidak berafiliasi dengan organisasi politik. Tujuan didirikannya adalah untuk menumbuhkembangkan kembali rasa cinta tanah air Indonesia melalui seni, budaya, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga bermanfaat seluas luasnya bagi seluruh bangsa Indonesia.
Wijdan
—FOTO: Para rohaniawan lintas-agama yang tergabung dalam PCTAI dalam acara pembukaan doa lintas-agama untuk pemilu damai di Gedung Juang ’45, Surabaya, Kamis malam (9/11). (SF | Wijdan) —