samudrafakta.com

Prabowo dan ‘Love-Hate Relationship’  dengan Gus Dur: Dari Tukang Pijit, Hinaan, hingga Sebutan Paling Ikhlas

Calon Presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto, mengaku memiliki kedekatan khusus dengan Presiden ke-4 Republik Indonesia (RI) Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dia bahkan mengaku pernah jadi tukang pijit Gus Dur. Relasi unik dengan nuansa ‘love-hate relationship’—hubungan di antara cinta dan benci.

Dalam beberapa kampanyenya, Prabowo mengaku ada kekuatan tiga presiden yang mendukung dia dan calon wakilnya, Gibran Rakabuming Raka, di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 ini. Ketiga presiden itu, sebut Prabowo, adalah Presiden Joko Widodo alias Jokowi, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang (SBY), dan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid.

“Saya merasa di belakang saya ada kekuatan tiga presiden. Jadi jelas, satu, Presiden Jokowi. Juga jelas ada presiden ke-6, SBY. Dan juga saya merasakan presiden Abdurrahman Wahid di belakang saya, mendukung saya,” kata Prabowo di acara Apel Akbar TKN Muda, JCC, Jakarta, Jumat (2/2).

Prabowo Subianto juga mengatakan jika dirinya merasa didukung oleh Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, meski Gus Dur telah wafat bertahun-tahun yang lalu. Prabowo menyebut dukungan Gus Dur itu dia rasakan ‘datang dari langit’.

“Juga saya merasa di belakang saya ada Presiden ke-3 (red: ke-4) Gus Dur, saya merasakan Gus Dur mendukung saya dari langit,” kata Prabowo saat berkampanye di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), Jumat, 9 Februari 2024.

Baca Juga :   Dukung Ganjar-Mahfud, Abdee Slank Mundur dari Komisaris PT Telkom 

Dalam acara Pidato Kemenangan di Istora Senayan, Rabu (14/2/2024), Prabowo Subianto bercerita soal kedekatannya dengan para Presiden Indonesia. Satu hal yang menarik adalah cerita dia soal hubungan dengan Presiden Gus Dur.

“Saya dulu tukang pijitnya Gus Dur. Kalau gak percaya tanya yang kenal Gus Dur,” kata Prabowo.

Tukang Pijat Gus Dur

Pada 14-15 Mei 1998, Prabowo menemui Gus Dur—imbas beredarnya rumor bahwa dirinya adalah dalang kerusuhan yang terjadi di Jakarta. Prabowo, yang ketika itu jenderal TNI bintang tiga, menemui Gus Dur tengah malam, menjelang pergantian hari.

“Prabowo kemudian bergegas menuju kediaman Gus Dur di Ciganjur untuk melakukan silaturahmi,” tulis Femi Adi Soempeno dalam Prabowo: Dari Cijantung Bergerak ke Istana (2009)

Pada momen itulah Prabowo melakukan pembicaraan khusus bersama tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang juga kritis terhadap kekuasaan Presiden Soeharto itu. Momen ini juga tertuang dalam buku Greg Barton, berjudul Abdurrahman Wahid: Muslim Democrat, Indonesian President (2022:239).

Barton menceritakan bahwa Prabowo datang bersama konvoi kendaraan militer ke Ciganjur tepat tengah malam, di 15 Mei 1998 pukul 02.00 WIB. Putra Sumitro Djojohadikusumo tersebut langsung dipersilakan masuk ke kamar Gus Dur—yang kebetulan tengah tertidur lelap.

Baca Juga :   Gus Yahya Singgung Cak Imin ‘Tidak Menang’, Timnas Amin: Ya Enggak Apa-Apa
Buku biografi Gus Dur yang ditulis oleh Greg Barton. (Dok. Istimewa)

“Prabowo berlutut di ujung tempat tidur dan memijat-mijat kaki Gus Dur,” tulis Barton. Dan tak lama, “Gus Dur pun bangun dan Prabowo segera menangis putus asa untuk meyakinkan bahwa dia adalah korban fitnah. Dia menegaskan bahwa tidak terlibat dalam kekerasan meski cerita tersebut memojokkan dirinya dan beredar di kota,” tulis Barton lagi.

Kemudian, Gus Dur memberi tanggapan khasnya. “Itulah yang terjadi ketika orang tidak bisa mengendalikan diri,” ujar Gus Dur kepada Prabowo.

Prabowo tak puas mendengar ucapan itu, dan bergegas pulang. Menurut Greg Barton, “orang” yang dimaksud Gus Dur itu sangat rancu. Sebab, bisa menyasar aktor kerusuhan atau Prabowo itu sendiri.

“Prabowo datang ke Ciganjur berharap mendapat simpati dari Gus Dur. Namun, kenyataannya dia pergi tanpa ada jaminan seperti itu,” tulis Barton.

Akibatnya, hari-hari setelahnya tuduhan dalang kerusuhan terus menghantui Prabowo.

Namun, terlepas dari rumor dalang kerusuhan, satu hal yang pasti bahwa Prabowo memang pernah memijat Gus Dur.

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj juga pernah mengatakan bahwa Prabowo memiliki kedekatan sejak lama dengan Gus Dur. Bahkan, menurut Said Aqil, beberapa kali Gus Dur sering diobatkan oleh Prabowo dengan terapi tenaga dalam.

Baca Juga :   Awasi Potensi Kecurangan Pemilu 2024, Koalisi Masyarakat Sipil Luncurkan Website 'kecuranganpemilu.com'

“Enggak cuma dialog saja. Pak Prabowo juga punya kemampuan mengobati dengan tenaga dalam. Justru kalau Gus Dur susah tidur dulu oleh Pak Prabowo itu diterapi, dari kepala sampai kaki. Saya sendiri yang lihat dan temenin Gus Dur,” ujar Said Aqil di Lapangan Desa Kempek, Kabupaten Cirebon, dikutip dari detik.comJumat, 27 Juni 2014.

Said pun mengisahkan bahwa antara Gus Dur dengan Prabowo menjadi pembuka kedekatan mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu dengan kalangan nahdliyin. Karena kedekatan antara keduanya, kata Said, Gus Dur sempat memuji Prabowo sebagai orang yang ikhlas dan rela berkorban.

“Dulu kedekatan dimulai dengan Gus Dur ketika masa ribut-ribut Reformasi itu, tragedi Mei di Jakarta. Ketika itu Pak Prabowo sering berkunjung ke Gus Dur. Sampai Gus Dur mengatakan, ‘orang yang paling ikhlas untuk bangsa ini adalah Prabowo’,” ujarnya.

Artikel Terkait

Leave a Comment