samudrafakta.com

PostureCare, Alat Terapi Kelainan Tulang Belakang pada Anak Karya Mahasiswa di Malang

Ilustrasi masalah punggung membungkuk. FOTO: Ilustrasi
MALANG–Mahasiswa lintas program studi Universitas Brawijaya (UB) menciptakan alat terapi untuk kelainan tulang belakang pada anak yang diberi nama PostureCare.

Alat tersebut dirancang oleh lima mahasiswa lintas program studi UB yang tergabung dalam Tim Peneliti PKM Karya Inovatif (KI) UB, yakni Mochamad Saiful Anwar (Ilmu Keperawatan), serta Farid Hardiansyah, Refaldi Ananta Afif, Stephania Angelica, dan Irfan Aditya (Teknik Elektro).

“PostureCare ini inovasi yang menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) untuk terapi kifosis postural pada anak-anak,” kata Ketua Tim Farid Hardiansyah dalam rilisnya, seperti dikutip Ahad (30/6/2024).

Farid menambahkan, pandemi COVID-19 mengakibatkan perubahan perilaku. Anak-anak lebih banyak duduk dan kurang berolahraga, sehingga meningkatkan risiko kelainan tulang belakang, seperti skoliosis, lordosis, dan kifosis. Bahkan, WHO mencatat jika ada 250.000 — 500.000 kasus gangguan tulang belakang setiap tahunnya.

Inovasi PostureCare ini untuk diagnosa medis posisi bungkuk pada tulang belakang yang dilengkapi dengan sensor pendeteksi kesesuaian posisi, sudut tulang belakang dan terapi kompres panas pereda nyeri.

Baca Juga :   Sering Terkena Sinar Matahari Bisa Sebabkan Sunburn pada Kulit, Ini Cara Mengatasinya

“PostureCare hadir sebagai solusi untuk memantau dan mengoreksi postur tulang belakang anak-anak usia 7-11 tahun yang mengalami kifosis,” ujarnya.

Cara kerja Posturcare karya mahasiwa ITS. FOTO: Ilustrasi

Alat ini menggunakan sensor gyroscope MPU6050 yang ditempatkan di beberapa titik pada tubuh. Tiga sensor berfungsi mendeteksi kesalahan posisi tulang belakang, sementara satu sensor memonitor perubahan sudut tulang belakang harian pasca-terapi.

Mikrokontroler ESP32, kata Farid, memproses data sensor untuk menentukan output berupa modul getar, lampu LED, dan heater. Alat ini memberi peringatan melalui getaran dan cahaya jika terdeteksi posisi tulang belakang yang salah.

Selain itu, dua polymade heater akan mengurangi nyeri dengan meningkatkan sirkulasi darah di daerah yang terkena melalui proses thermotherapy. Data dari perangkat ini akan disajikan dalam grafik harian melalui aplikasi yang terhubung dengan WhatsAppbot. Ini memungkinkan orang tua dan terapis untuk melacak kemajuan terapi secara langsung.

“Kami menerapkan Pendekatan Chronic Care Model dengan fokus pada kesejahteraan pasien dan keluarga. Salah satu fitur utamanya adalah pemberian kalimat motivasi yang berbeda setiap hari melalui WhatsAppbot dan aplikasi,” katanya.

Baca Juga :   7 Obat Ini Berpotensi Merusak Ginjal, Nomor 5 sampai 7 Dikonsumsi Banyak Orang  

Ia mengatakan, ini membantu dalam mendeteksi masalah secara dini, melibatkan keluarga secara langsung, dan mengatasi gangguan tulang belakang.

Artikel Terkait

Leave a Comment