samudrafakta.com

Mengenal Black Hornet 3: Helikopter Mikro Andalan Tentara Modern

Army-Technology melaporkan bahwa Angkatan Darat AS memberikan kontrak $ 2,6 juta kepada FLIR Systems pada Mei 2018 untuk pengiriman Black Hornet PRS di bawah program Soldier Borne Sensor (SBS) Angkatan Darat. Foto:Tangkapan Layar

JAKARTA — Teknologi militer berkembang cepat.  Black Hornet 3, drone mini militer inovatif dari Prox Dynamics AS, kini menjadi elemen penting dalam persenjataan angkatan bersenjata negara-negara maju. Teknologi canggih ini terbukti memberikan keunggulan taktis di medan perang modern.

Black Hornet 3 sudah dipakai oleh tentara Norwegia, Amerika Serikat (AS), Prancis, Inggris, Jerman, Denmark, Aljazair, Irlandia, Australia, Belanda, Polandia, Selandia Baru, India, Turki, Afrika Selatan, Ukraina, dan Maroko. Adapun Prox Dynamics sudah diakuisisi oleh FLIR Systems seharga $ 134 juta pada November 2016.

Dengan dimensi sekitar 16 × 2,5 cm dan berat sekitar 18 gram dengan baterai, Black Hornet 3 dilengkapi dengan tiga kamera: satu menghadap ke depan, satu menghadap langsung ke bawah, dan satu menghadap ke bawah pada sudut 45 derajat. Kecepatan drone ini mencapai lebih dari 21 kilometer per jam dan mampu mencakup area hingga 2 kilometer.

Dilansir dari laman Army Technology, fitur kamera pada Black Hornet 3 didukung oleh sensor termal FLIR Lepton terbaru dan kamera visible definisi tinggi, yang meningkatkan kualitas gambar secara keseluruhan dibandingkan versi sebelumnya. Desain modular baru memungkinkan penggantian baterai dengan cepat dan pertukaran sensor sesuai kebutuhan.

Baca Juga :   Ratusan WNI Masuk Zona Bahaya Perang Iran-Israel, Begini Pernyataan Resmi Kemlu RI

Artikel Terkait

Leave a Comment