samudrafakta.com

Memahami Sejarah Kemerdekaan untuk Hindari Dosa Politik

Mursyid Tarekat Shiddiqiyyah selalu mengajarkan konsep syukur kepada warganya untuk menghargai dan mengingat kembali jasa para pahlawan kemerdekaan yang telah berjuang dengan segenap jiwa dan raga demi kemerdekaan Bangsa Indonesia. Mengingat kembali jasa para pahlawan, bagi pengikut Shiddiqiyyah, adalah bagian dari ungkapan syukur kepada manusia, sebagaimana diajarkan Rasulullah.

Untuk mengekspresikan rasa syukur tersebut, warga Shiddiqiyyah mempunyai tradisi yang berbeda dengan umat Islam di Indonesia pada umumnya. Sang Mursyid menulis 5 jilid kitab berjudul Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan Bangsa Indonesia, yang di dalamnya berisi tuntunan tata cara praktis mensyukuri nikmat kemerdekaan, antara lain dengan berpuasa sehari tepat pada tanggal 17 Agustus; mengadakan doa bersama dan sujud syukur selama tiga hari tiga malam dari tanggal 18-20 Agustus; lalu disempurnakan dengan gerakan santunan anak yatim dan progam pembangunan Rumah Shiddiqiyyah Layak Huni (RSLH) untuk fakir miskin.

Program jelajah desa oleh Organisasi Pemuda Shiddiqiyyah (Opshid) yang mengusung misi bantuan sosial. (Dok. Ist.)
Santunan Nasional Shiddiqiyyah. (Dok. Ist.)
Penyerahan Rumah Shiddiqiyyah Layak Huni (RSLH) bagi warga kurang mampu. (Dok. Ist.)

Semua itu dilakukan untuk mensyukuri berkat dan rahmat khusus dan agung, yakni nikmat kemerdekaan Bangsa Indonesia dan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.*

Baca Juga :   Mengglorifikasi Cinta Tanah Air Tanpa Henti Meski Sering Dianggap Sepi

(Wijdan)

Artikel Terkait

1 comment

Agama Bukan Candu, Tetapi Booster Kemandirian Ekonomi – samudrafakta.com 28 Februari 2023 at 15:50

[…] Doktrin cinta tanah air Tarekat Shiddiqiyyah juga diaplikasikan dengan cara membangun kemandirian ekonomi. Upaya membantu menggairahkan aktivitas perekonomian negara, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekaligus mencegah penyebaran ideologi teror atas nama agama. […]

Reply

Leave a Comment