samudrafakta.com

Kita Terlalu Terlena, Tak Menyadari bahwa Perubahan Iklim Mengancam Kehidupan Sosial-Politik Manusia

Ilustrasi migrasi. Eksodus adalah salah satu dampak perubahan iklim yang perlu diantisipasi, karena berpotensi menyebabkan pecahnya konflik global.(AI. Canva)
Perubahan iklim—yang ditandai oleh perubahan cuaca yang sangat ekstrem akhir-akhir ini—bukanlah perkara yang bisa dianggap sepele. Situasi ini bukan ‘hanya’ masalah lingkungan. Berbagai studi mengonfirmasi bahwa perubahan bakal berdampak serius terhadap kehidupan sosial dan politik di seluruh dunia.

Dalam artikel Groundswell: Preparing for Internal Climate Migration (2018), Bank Dunia atau World Bank memprediksi jika perubahan iklim bisa menyebabkan masalah sosial yang bersifat massif dan serius: terjadinya migrasi besar-besaran atau eksodus.

Cuaca ekstrem belakangan menyebabkan bencana alam—seperti banjir, kekeringan, dan badai tropis—datang lebih sering. Situasi ini memiliki dampak berkelanjutan, salah satunya—dan yang paling utama—adalah ancaman krisis pangan.

Sebagaimana diulas Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES) dalam artikel Global Assessment Report on Biodiversity and Ecosystem Services (2019), perubahan iklim telah merusak ekosistem alam, yang mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayati.

Kondisi ini merugikan masyarakat yang mata pencahariannya bergantung pada sumber daya alam—terutama petani. Artinya, perubahan iklim tak ‘hanya’ mengancam lingkungan, tetapi memberikan ancaman serius kehidupan sosial dan ekonomi.

Baca Juga :   Cuaca Ekstrem Diprediksi Hingga Pekan Depan, Waspadai Bencana Hidrometeorologi dan Banjir Rob

Negara-negara yang terdampak perubahan iklim secara ekstrem bakal menghadapi tekanan internal, yang menyebabkan terjadinya krisis politik dan sosial internal, yang terutama disebabkan oleh krisis sumber daya pangan.

Krisis itulah yang—menurut analisis World Bank—memicu migrasi massal. Masyarakat meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat yang lebih aman, berkelanjutan, dan cukup menyediakan bahan pangan.

Migrasi besar-besaran ini pun—menurut analisa Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dalam artikel Climate Change and Land (2019)—akhirnya memicu konflik sumber daya di daerah tujuan, terutama jika wilayah tujuan tersebut ternyata mengalami penurunan produksi pangan dan kekeringan.

Persaingan untuk mendapatkan akses terhadap air dan lahan pertanian bakal semakin intens. Situasi ini akhirnya memicu ketegangan antar-kelompok masyarakat—bahkan antar-negara. Muncullah potensi konflik, bahkan perang.

Ilustrasi konflik berebut sumber daya air. Salah satu dampak dari migrasi akibat perubahan iklim. (AI. Canva)

Di tengah situasi seperti ini, kelompok masyarakat miskin dan rentan menjadi sangat terpukul. Kesenjangan makin tajam.

Artikel Terkait

Leave a Comment