samudrafakta.com

Intelijen Rusia Sebut AS, Inggris, dan Ukraina Terlibat Serangan di Moskow

Aparat Rusia memberikan potret Shamsidin Fariduni, salah satu tersangka serangan Moskow di tempat konser Balai Kota Crocus. Petinggi intelijen Rusia menyebut tiga negara bertanggung jawab dan dituding menjadi dalang. FOTO: REUTERS/Shamil Zhumatov
MOSKOW—Kepala intelijen Rusia mengeklaim bahwa Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Ukraina berada di balik serangan Moskow. Kepala Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) Alexander Bortnikov, dalam sebuah wawancara dengan jurnalis pro-Kremlin Pavel Zarubin, yang dimuat Selasa waktu setempat, menyebut bahwa serangan di Moskow “bermanfaat” bagi badan intelijen Barat dan Ukraina untuk mengganggu stabilitas Rusia.

“Kami percaya bahwa tindakan tersebut dipersiapkan oleh kelompok Islam radikal sendiri, dan tentu saja badan intelijen Barat berkontribusi terhadap hal ini, dan badan intelijen Ukraina sendiri terkait langsung dengan hal ini,” ujar Bortnikov, lapor RIA Novosti, dikutip Rabu (27/3/2024).

“Para bandit itu (pelaku penembakan) bermaksud pergi ke luar negeri, tepatnya ke wilayah Ukraina. Menurut informasi operasional awal kami, mereka diperkirakan berada di sana,” imbuhnya.

Pernyataan FSB ini memperkuat pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin Senin (25/3/2024) malam. Ketika berbicara dengan penegak hukum dan pejabat regional, Putin berpendapat bahwa kekejaman tersebut sesuai dengan pola tindakan yang dilakukan Kyiv.

“Kekejaman ini mungkin hanya merupakan bagian dari serangkaian upaya yang dilakukan oleh mereka yang telah memerangi negara kita sejak tahun 2014, dengan menggunakan rezim neo-Nazi Kiev sebagai tangan mereka,” kata Putin, dikutip dari RT.

Baca Juga :   Daftar Lengkap Nama 23 Korban Tewas Akibat Erupsi Gunung Marapi

“Dan Nazi, seperti diketahui, tidak pernah ragu menggunakan cara paling kotor dan tidak manusiawi untuk mencapai tujuan mereka,” tambahnya.

Hampir 140 orang tewas akibat serangan ke gedung konser Balai Kota Crocus, Jumat (22/3) pekan lalu. Orang-orang bersenjata memasuki tempat tersebut dan melepaskan tembakan dan membakar tempat tersebut.

ISIS kemudian mengaku bertanggung jawab. Namun, Rusia dengan cepat menghubungkan Ukraina dengan kemarahan tersebut.

Pengakuan ISIS sebagai otak dibalik serangan maut Moskow didukung AS. Gedung Putih pun mengatakan bahwa kaim Rusia yang menyebut Ukraina terlibat merupakan ‘propaganda’ Rusia.

Sementara itu, menurut aparat Rusia, para pelaku penyerangan mengaku dibayar untuk melakukan serangan 500.000 ruble atau Rp85 juta. Sebagian sudah ditransfer ke akun mereka, meski sebagian lagi belum.◼︎CNBC

Artikel Terkait

Leave a Comment