SURABAYA–Kucing merupakan salah satu hewan yang banyak dipelihara di Indonesia. Pecinta kucing di di sini biasanya memelihara jenis kucing, misalnya, persia, siam, domestik, dan muchkin. Tetapi, tahukah anda jika di Indonesia juga banyak spesies kucing asli yang dilindungi dan dilarang untuk dipelihara?
Populasi kucing tersebut semakin menipis akibat maraknya perburuan liar. Inilah empat kucing endemik di Indonesia yang hampir punah, dilansir dari berbagai sumber
1.Kucing Bakau
Kucing hutan dari anggota family falidae ini memiliki nama latin Prionailurus Viverrinus. Spesies kucing bakau memiliki habitat di lahan basah, terutama di kawasan hutan mangrove dan sekitar pesisir pantai. Mereka sangat menyukai air dan mampu berenang, bahkan menyelam, demi berburu mangsa untuk mengisi perut.
2. Kucing Kuwuk
Kucing kuwuk adalah salah satu spesies anabul asli Indonesia. Kucing ini umumnya berasal dari hutan di Indonesia dan memiliki corak tubuh yang sangat unik.
Dilansir dari Seputar Hobi, kucing kuwuk memiliki ciri khas corak yang mirip dengan macan tutul. Populai kucing kuwuk dapat dijumpai di beberapa hutan, seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan serta Bali. Selain unik dan banyak diburu, jumlah kucing kuwuk ini juga menurun karena habitat aslinya yang perlahan berkurang.
3. Kucing Emas Asia
Berikutnya ada kucing emas asia, atau Asian Golden Cat, merupakan kucing liar yang langka. Kucing yang memiliki julukan kucing Temmininck ini dikenali lewat warna bulunya yang eksotis dan memiliki ukuran badan yang sedang.
Erwin Willianto, Founder Save Indonesian Nature & Thereatened Species kepada Mongabay Indonesia beberapa waktu lalu mengatakan, “Kucing emas dan satwa liar lainnya adalah harta kekayaan Indonesia.”
4. Kucing Batu
Pardofelis marmorata atau dikenal dengan kucing batu merupakan sepesies kucing endemik Indonesia yang memiliki pola motif garis kehitaman di kepala, leher, punggung, serta bercak berukuran besar terdapat pada panggul.
Dilansir dari Good News From Indonesia, kucing batu ini sangat bergantung pada hutan, terutama hutan tropis yang lembab. Sebagian besar waktunya dihabiskan di atas pohon, seperti tidur diatas pohon dengan ketinggian 25 m.
Tak heran jika jenis kucing ini dikenal sebagai pemanjat ulung yang sangat gesit dan lincah.
“Habitat kucing batu dan spesies lain yang bergantung pada hutan seperti macan dahan (juga rentan) mengalami penurunan signifikan. Sementara, masih ada petak besar hutan utuh di Sumatera dan Kalimantan, habitat mereka di daratan (Asia Tenggara) yang terdegredasi dan terisolasi” kata Wong kepada Mongabay.○
FOTO: Kucing bakau. (dok. SF)