samudrafakta.com

Indonesia adalah Negara dengan Cadangan Emas Terbesar di Asia Tenggara

JAKARTA | SAMUDRA FAKTA—Pada awal tahun ini, United States Geological Survey (USGS) mengeluarkan laporan Mineral Commodity Summaries 2023. Salah satu poinnya membahas tentang negara dengan cadangan emas terbesar di dunia pada 2022. Dari 20 negara yang ada dalam data laporan tersebut, hanya Indonesia yang berasal dari Asia Tenggara.

Laporan USGS menyatakan bahwa angka cadangan (reserves) ini merepresentasikan volume sumber daya yang dapat diekstraksi dan diproduksi secara ekonomis. Australia memiliki cadangan emas terbesar di dunia pada tahun 2022, dengan 8.400 ton yang tercatat dalam data United States Geological Survey (USGS). Total jumlah sumber daya tersebut jauh melampaui cadangan emas negara-negara lainnya, seperti yang terlihat pada grafik.

Sementara Indonesia memiliki cadangan emas sekitar 2.600 ton, sehingga menempatkan negara ini di peringkat ke-6 dalam daftar negara dengan cadangan emas terbesar di dunia. Volume kandungan emas juga menempatkan Indonesia sebagai negara dengan cadangan emas terbesar d Asia Tenggara.

Selain negara-negara yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa negara yang termasuk produsen emas besar secara global, namun data tentang cadangan mereka belum diketahui secara pasti. Negara-negara tersebut, antara lain, Burkina Faso, Kolombia, Sudan, dan Tanzania.

Baca Juga :   Warung TPID, Upaya Pemkot Surabaya Stabilkan Harga Kebutuhan Pokok

Menurut estimasi United States Geological Survey (USGS), produksi emas global pada tahun 2022 mencapai 3.100 ton, meningkat sebesar 0,3% dibandingkan dengan tahun 2021 (year-on-year/yoy).

Pada tahun 2022, Tiongkok menjadi negara dengan produksi emas terbesar di dunia, dengan jumlah produksi sebesar 330 ton. Meski Australia memiliki cadangan emas terbanyak, namun volume produksinya masih kalah dibandingkan Tiongkok, yaitu sebesar 320 ton.

Masih menurut USGS, sebagian besar konsumsi emas global digunakan untuk perhiasan (47%), diikuti oleh keperluan bank sentral dan institusi (20%). Sebagian lainnya digunakan sebagai emas batangan (17%), dipakai untuk produksi koin dan medali (9%), produksi alat elektronik (6%), serta produksi industri lainnya (1%).

USGS mencatat bahwa konsumsi emas global selama periode Januari – September 2022 mengalami peningkatan sebesar 18% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh kenaikan pembelian emas oleh bank sentral di berbagai negara, penggunaan untuk perhiasan, dan produksi koin dan medali.

Namun, penggunaan emas untuk produksi alat elektronik dan emas batangan mengalami penurunan selama periode Januari-September 2022. USGS juga mencatat bahwa investasi global dalam perdagangan berbasis emas juga mengalami penurunan pada periode yang sama, seperti yang disebutkan dalam laporan Mineral Commodity Summaries 2023.

Baca Juga :   Sederet Peninggalan Sejarah Ini Jadi Indikasi Indonesia adalah Atlantis
(KD | Farhan)

Artikel Terkait

Leave a Comment