samudrafakta.com

IDF dan Netanyahu Tidak Kompak soal Pembantaian Warga Palestina di Rafah

Sisa-sisa pemboman Israel di kamp pengungsu Palestina di Kota Rafah, selatan Gaza. FOTO: Reuters

Sedikitnya 45 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, terbunuh dan hampir 250 orang lainnya terluka akibat serangan Israel di kamp tersebut, Ahad. Menurut Kantor Media Pemerintah yang berbasis di Gaza, serangan itu terjadi di dekat pangkalan logistik badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Tal al-Sultan.

Serangan terbaru itu terjadi meski Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya di Kota Rafah, yang menjadi tempat perlindungan bagi satu juta lebih warga Palestina sebelum diserbu pada 6 Mei.

Sementara itu, pada Senin (27/5/2024) Hamas mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan terlibat dalam perundingan apa pun, menyusul kejahatan keji yang dilakukan rezim Zionis Israel di kamp pengungsi di Kota Rafah. Melalui pernyataan sebelumnya, Hamas menyebutkan jika Pemerintah Amerika Serikat (AS), khususnya Presiden Joe Biden, bertanggung jawab atas kejahatan tersebut.

Sebab, menurut Hamas, jika bukan karena dukungan dan lampu hijau dari Washington, rezim Zionis tidak mungkin melakukan aksi semacam itu. Hamas juga menuntut agar keputusan ICJ segera diimplementasikan dan mendesak agar Israel menghentikan pertumpahan darah warga sipil Palestina, termasuk perempuan, anak-anak dan kaum lansia.

Baca Juga :   Menlu Iran: Serangan Israel Bukan Drone, Cuma Mainan Anak-Anak

Kelompok Hamas juga meminta agar semua pihak, terutama Mesir, menekan rezim Zionis agar menarik pasukannya dari penyeberangan Rafah, juga memfasilitasi evakuasi para korban dan bantuan kemanusiaan.■

Artikel Terkait

Leave a Comment