samudrafakta.com

Haruskah Menunggu Serbuan Opini Publik, Baru Polri Bertindak Tegas?

SF Kartun.

“Polisi saat ini memang sedang berupaya keras melakukan perbaikan internal dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Hanya saja, itu dilakukan bukan karena kesadaran, tetapi karena takut kepada opini publik,” kata seorang sumber Samudra Fakta yang cukup dekat dengan lingkungan Polri, beberapa pekan lalu.

——-

KEPALA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo sedang giat-giatnya mengampanyekan perbaikan pelayanan untuk masyarakat. Namun, di sisi lain, di dalam tubuh Polri sendiri masih banyak masalah yang belum terbenahi. Masih ada—bisa jadi masih banyak—anggota ‘nakal’ alias oknum yang belum dibereskan. Mampukah Polri mengembalikan khitahnya untuk secara serius melayani, melindungi, dan mengayomi masyarakat secara presisi, sementara dalamannya sendiri masih compang-camping?

Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap Korps Bhayangkara, fakta publik tentang bejibunnya masalah internal Polri—antara lain adanya dugaan sindikasi kejahatan yang diduga melibatkan petinggi Polri, diterangkan dalam beberapa bagan yang terpublikasi secara luas—sepertinya belum terbenahi dengan baik.  Kondisi ini membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri terus menurun.

Baca Juga :   Demi Keamanan, Eliezer Dipindah dari Lapas Salemba ke Rutan Bareskrim

Kapolri Listyo Sigit sendiri tak hanya sekali-dua mengancam anggotanya yang ‘nakal’—terutama pasca-rentetan peristiwa yang menampar wajah kepolisian belakangan ini. Dia sering tegaskan kepada jajarannya akan secepatnya menindak tegas polisi nakal yang melakukan pelanggaran.

“Kalau ada laporan, saya tidak perlu tegur lagi, langsung saya proses, saya langsung copot. Ini berlaku untuk semuanya, apakah itu polki (polisi laki-laki), apakah itu polwan (polisi wanita),” kata Listyo Sigit dalam video yang dia bagikan di Instagram resminya @listyosigitprabowo, Senin (12/9/2022).

“Saya harus mencopot, saya harus menindak, terhadap rekan-rekan yang melakukan pelanggaran-pelanggaran. Ini terus saya ulang-ulang karena saya sayang dengan 430 ribu polisi yang telah bekerja dengan baik dan 30 ribu PNS yang juga bekerja dengan baik,” ujarnya.

Mantan Kabareskrim itu juga memastikan tidak akan menoleransi aparat kepolisian yang terlibat pelanggaran terkait penyakit masyarakat, terutama judi dan narkoba. “Jadi kalau masih ada yang kedapatan melanggar terkait masalah judi, terkait dengan masalah penyakit masyarakat, di saat negara sedang pusing, bebannya cukup berat terhadap kejahatan-kejahatan kekayaan negara, tolong diberantas,” tegasnya.

Baca Juga :   “Kekhilafan” KPK: Kini dengan TNI, Dulu dengan Polri

Dia mewanti-wanti jajarannya agar menghindari pelanggaran, terutama yang menciderai rasa keadilan masyarakat. “Saya selalu mewanti-wanti, hindari pelanggaran-pelanggaran, khususnya hal-hal yang menciderai rasa keadilan masyarakat. Pelanggaran-pelanggaran yang kalau anggota lakukan maka itu akan semakin menurunkan kepercayaan publik kepada Polri,” tegas Kapolri.

Dok. Divisi Humas Polri

Artikel Terkait

Leave a Comment