samudrafakta.com

Data Negara Bolak-Balik Bobol, Benarkah PDNS Lumpuh Gegara Ransomware Lockbit 3.0?

Ilustrasi malware, yang disebut sebagai penyebab bobolnya Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). FOTO: Canva

Pakar keamanan siber, Teguh Aprianto, mengatakan bahwa saat ini Lockbit merupakan “pemain terbesar” di antara kelompok-kelompok peretas global. Kata dia, mengutip data Ransom Watch, 15 persen dari seluruh serangan siber di dunia merupakan ulah Lockbit.

“Jadi dia (Lockbit) membuat software-nya, lalu dia punya semacam tim yang tugasnya menyerang. Kemudian mereka punya juga afiliatornya. Jadi, mereka memang secara sistem itu unik,” kata Teguh.

Menurut Teguh, lembaga Biro Investigasi Federal AS (FBI) pun membentuk satuan tugas khusus untuk mencari dalang-dalang di balik Lockbit ini. Namun, kata Teguh, hingga sekarang belum membuahkan hasil.

Sebagaimana diketahui, sebagai imbas dari serangan siber ini, lebih dari 200 layanan instansi pemerintah terganggu. Pemerintah bahkan sudah meyerah, tak sanggup memulihkan data yang diserang.

Salah satu sasaran serangan adalah layanan imigrasi. Layanan ini lumpuh pekan lalu, termasuk layanan aplikasi paspor dan visa. Kemenkominfo mengeklaim sebanyak 282 instansi pemerintah yang mencakup 56 kementerian terdampak serangan siber pada Kamis (20/6).

Baca Juga :   Parah, Data Polri Bobol Tak Hanya Sekali, Ini Riwayatnya

Menurut Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, karena masalah tersebut, pihaknya terpaksa memindahkan layanan imigrasi ke Amazon Web Services (AWS), yaitu sebuah layanan penyimpanan data cloud milik Amazon—yang disebut menyediakan lebih dari 175 layanan pusat data.

Selain Kementerian Hukum dan HAM, instansi lain yang terdampak serangan ini, antara lain, adalah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), Kementerian PUPR, LKPP, hingga Pemerintah Daerah Kediri.

Serangan ini sebenarnya bukan yang pertama kalinya menyasar data instansi pemerintah. Pada November 2023 silam, sebanyak 204 juta data pemilih dalam Pemilu 2024 diduga dibobol dari situs Komisi Pemilihan Umum (KPU). Akun anonim “Jimbo” mengeklaim berada di balik pencurian data tersebut.

Sebelumnya lagi, pada Juli 2023, sebuah akun bernama “Bjorka” membocorkan sekitar 34 juta data paspor warga negara Indonesia. Pada bulan yang sama, 337 juta data Dukcapil Kementerian Dalam Negeri dibobol oleh peretas dengan nama “RRR”.

Artikel Terkait

Leave a Comment