samudrafakta.com

Agama Bukan Candu, Tetapi Booster Kemandirian Ekonomi

Ketika menyampaikan mauidhah hasanah dalam rangka pembukaan pameran Wujud Karya Shiddiqiyyah ke 4 pada 25 Juni 2011, Kiai Tar mengatakan: “Jadi ini harus dilaksanakan murid Shiddiqiyyah dengan sungguh-sungguh. Kita berusaha sungguh-sungguh mewujudkan perekonomian Shiddiqiyyah. Ini sesuai dengan dasar dan tujuan negara. Dasar negara ada lima, tujuan negara juga ada lima. Jangan dasarnya saja dihafalkan, tujuan negara juga tidak boleh dilupakan agar tidak menyimpang. Tujuan pertama dalam alinea ke 4, untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, baik bangsa Indonesia yang ada di dalam maupun di luar negeri seperti TKI, TKW, harus dilindungi. Tujuan kedua untuk melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, kekayaan alam yang ada di dalamnya harus dilindungi jangan sampai dikeruk negara lain. Tujuan ketiga memajukan kesejahteraan umum, ini kita wajib ikut. Yang nomor empat mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan nomer satu sampai empat itu menjadi wilayah politik dalam negeri. Sedangkan tujuan kelima, yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia dengan dasar kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Ini politik luar negeri.”

Baca Juga :   Kemerdekaan Bangsa Indonesia dan Lahirnya NKRI adalah Dua Momen Berbeda yang Wajib Diperingati

Dia menyebut perjuangan untuk mengembangkan ekonomi bangsa merupakan salah satu bentuk aplikasi membela negara sekaligus ibadah. “Walaupun partisipasi kita dalam membela negara ini hanya laksana setetes air di lautan, tetapi kita wajib ikut. Setetes andilnya warga Shiddiqiyyah ikut memajukan kesejahteraan itu di antaranya diwujudkan dengan cara menggelar Pameran Wujud Karya. Jadi, ini ibadah”.

Untuk mendorong program kemandirian ekonomi tersebut, Orshid sebagai lembaga formal yang mewadahi visi dan misi Tarekat Shiddiqiyyah membentuk sebuah departemen khusus di bidang kemakmuran, yang tujuan utamanya adalah menumbuhkan dan mengembangkan jiwa kewirausahaan warga Shiddiqiyyah.

Shiddiqiyyah juga mempelopori pameran produk pesantren se-Indonesia, yang salah satu tujuan utamanya adalah mengajak seluruh pesantren seluruh Indonesia—yang umumnya bukan warga Shiddiqiyyah—untuk memajukan ekonomi umat melalui pesantren, dengan memfasilitasi untuk memamerkan produk-produk mereka dalam ajang pameran tersebut. Pameran tersebut telah diselenggarakan dua kali. Yang pertama di Surabaya pada tahun 2010, dan yang kedua di Bandung pada tahun 2011.

Artikel Terkait

Leave a Comment