samudrafakta.com

KH. Abdul Wahab Chasbullah (2): Inisiator NU, Menyatukan Ulama Sunni dan Syiah untuk Mendukung Kebebasan Bermazhab

Agar usulnya didengarkan, Mbah Wahab beberapa kali berusaha melakukan pendekatan kepada para tokoh CCC, yaitu W. Wondoamiseno, KH. Mas Mansyur, H.O.S Tjokroamonoto, dan Ahmad Soorkatti. Namun, diplomasi Mbah Wahab selalu berkahir dengan kekecewaan. Para kelompok Islam modernis tersebut dinilainya tidak akomodatif terhadap usulannya.

Maka dari itulah Mbah Wahab menyusun langkah taktis. Dia mengusulkan pembentukan organisasi yang memiliki legalitas untuk mengirimkan sebuah komite ke Arab. Dia bermaksud menyampaikan langsung ketidaksetujuan terhadap Raja Saud, tanpa melalui CCC.

Untuk membentuk organisasi yang dimaksud, pada tanggal 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 M, Mbah Wahab mengumpulkan 15 ulama di rumahnya, Jl. Kertopaten, Surabaya. Di situ para ulama berencana mengesahkan pembentukan kepanitiaan komite dan membentuk organisasi yang berperan sebagai pengutus komite tersebut.

Mulanya, pertemuan para ulama itu tidak disetujui oleh Kiai Hasyim. Namun, Mbah Wahab terus gigih berusaha meyakinkan gurunya, bahwa itulah cara yang efektif untuk menyuarakan ketaksetujuan umat Islam terhadap kebijakan Raja Arab.

Baca Juga :   KH. Bisri Syansuri (3): “Yang Anti-Pancasila Berarti Ia Anti Padaku” 

Menurut mantan Ketua PBNU KH As’ad Ali, kendati Mbah Wahab adalah sosok penggerak, namun dia tidak mendahului kehendak ulama. “Waktu itu beliau mengusulkan untuk mendirikan NU, tapi Mbah Hasyim mengatakan mau akan istikharah dulu. Kiai Wahab pun manut,” katanya. Hingga akhirnya Kiai Hasyim setuju usul Mbah Wahab.

Setelah restu sang guru turun, Mbah Wahab mengundang tokoh-tokoh pesantren untuk berkumpul di rumahnya, pada 31 Januari 1926.

Artikel Terkait

Leave a Comment