samudrafakta.com

150.000 Lebih Bumil dan Busui di Gaza Mengalami Krisis Gizi yang Memprihatinkan

Warga Gaza mengungsi akibat serangan Israel. FOTO: UNRWA
RAMALLAH — Agresi  Israel di Jalur Gaza, Palestina telah menyebabkan risiko buruk terhadap sedikitnya ibu hamil dan menyusui. Badan pengungsi PBB kembali menyerukan pentingnya gencatan senjata.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) melalui unggahan di platform media sosial X mengungkapkan, lebih dari 150.000 ibu hamil menghadapi kondisi sanitasi yang buruk dan bahaya kesehatan di tengah agresi Israel di Jalur Gaza dan pengungsian paksa.

“Tidak ada anak di dunia yang menderita seperti ini. Kami butuh gencatan senjata sekarang. Habiba lahir di sebuah tenda kecil. Usianya 2 minggu dan berat badannya kurang dari 2 kg,” cuit UNRWA di media sosial X dikutip Selasa (14/5/2024).

UNRWA mengatakan bahwa klaim Israel terdapat daerah aman di Gaza adalah salah dan menyesatkan. Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, menyatakan keprihatinannya atas pengungsian warga Palestina dan mencatat bahwa tidak ada daerah aman di Gaza.

Dia mengatakan bahwa pihak berwenang Israel terus mengeluarkan perintah pengungsian paksa yang juga dikenal sebagai perintah evakuasi. Hal ini memaksa orang-orang di Rafah untuk mengungsi ke manapun.

Baca Juga :   Penulis Buku Sapiens Sebut Ideologi Zionis Tidak Diskriminatif, Langsung Kena Skak Sejarawan Palestina dari Universitas Princeton

“Sejak perang dimulai, sebagian besar orang di Gaza telah berpindah beberapa kali, rata-rata sebulan sekali. Mereka mati-matian mencari keselamatan yang tidak pernah mereka temukan,” ujarnya.

Badan PBB itu juga memperingatkan bahwa tingkat keputusasaan kembali terjadi di Gaza. Sementara menurut UNICEF, sebanyak 95 persen ibu hamil dan menyusui menghadapi krisis pangan yang parah di Jalur Gaza, di mana perang masih berlangsung.

Adapun Agensi Kesehatan Seksual dan Reproduksi PBB (UNFPA) baru saja melaporkan bahwa 62 paket bantuan berisi bahan-bahan untuk persalinan masih menunggu izin masuk melalui penyeberangan Rafah.

Artikel Terkait

Leave a Comment