samudrafakta.com

PDIP Unggul Di Pileg Tetapi Jeblok di Pilpres, Hasto Sebut Anomali Demokrasi

JAKARTA—Hasil hitung cepat atau quick count (QC) Pemilihan Umum (Pemilu 2024) dari berbagai lembaga survei menyebutkan bahwa pasangan calon (paslon) nomor urut dua, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, unggul di kisaran 55 – 58 persen. Sedangkan untuk pemilihan legislatif atau partai politik, PDI Perjuangan (PDIP) disebut unggul di kisaran 15 – 18 persen. 

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Hasto Kristiyanto, fenomena tersebut merupakan bagian dari anomali demokrasi yang terjadi di Pemilu kali ini. Bahkan, Hasto menduga, hal ini adalah bagian dari overshooting yang dilakukan penguasa untuk memenangkan paslon tertentu.

“Jadi, termasuk di kandang-kadang PDIP menunjukkan yang bersifat anomali, meskipun banyak mengatakan ya bansosnya kita melawan suatu institusi bansos, institusi kekuasaan yang dikerahkan segala cara untuk memperpanjang kekuasaan,” kata Hasto, di DPP PDIP, Jakarta, Rabu (14/2/2024).

Meski demikian, Hasto tetap berterima kasih kepada masyarakat yang telah menggunakan hak suaranya, kendati—kata dia—Pemilu kali ini diselimuti awan gelap demokrasi.

Baca Juga :   Kalah Jauh dari Once Mekel, Arteria Dahlan dan Masinton Pasaribu Terancam Gagal Balik ke Senayan 

“Kami mengapresiasi kepada seluruh rakyat Indonesia yang telah dengan penuh antusias untuk datang ke TPS dan Pemilu bisa berjalan dengan lancar, meskipun awan gelap demokrasi itu tetap terjadi dan mengganggu seluruh legitimasi dari proses demokrasi di Indonesia,” tandas Hasto.

Hasto juga menuding Tim Prabowo-Gibran akan secara menyerang paslon nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfu MD, secara massif, usai menyatakan akan membentuk tim investigasi terkait dugaan kecurangan Pemilu. 

“Nanti barangkali akan muncul suara-suara, ‘kenapa harus dibentuk tim investigasi?’ (Akan dibilang) ‘Oh tidak mau menerima kekalahan’. Itu pasti yang akan muncul. Setelah itu kemudian muncul desain pembelahan (koalisi Ganjar-Mahfud),” kata Hasto di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Rabu (14/2). 

Menurut Hasto, usulan pembentukan tim khusus investigasi kecurangan Pilpres 2024 bukan tanpa sebab. Ia menyebut, sudah banyak elemen arus bawah yang telah menyuarakan adanya indikasi kecurangan selama proses atau tahapan Pilpres 2024 ini. 

“Film Dirty Vote, kekuatan universitas yang bergerak, kelompok civil society, budayawan, maka tidak mungkin menghasilkan yang seperti itu,” ujarnya. 

Baca Juga :   Penyakit Lama Debat Capres: Kandidat Saling Hajar, Panelis Duduk Manis

Hasto juga menegaskan pihaknya menghormati proses hitung cepat yang dilakukan. Hanya saja, PDIP tetap berpedoman terhadap ketentuan yang telah diatur secara UU terkait penghitungan suara Pilpres 2024. 

“Maka sikap kami, kita tunggu proses penghitungan berjenjang. Karena ada proses satu bulan, artinya tim khusus ini punya kerja waktu satu bulan,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, pasangan nomor urut 02, Prabowo-Gibran, unggul melalui proses hitung cepat dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Tercatat dari berbagai sumber Prabowo-Gibran unggul lebih dari 50 persen.

Peringkat kedua dari hasil hitung cepat ditempati Paslon nomor urut 01, Anies-Muhaimin. Sementara calon nomor urut 03, Ganjar-Mahfud, berada di peringkat terakhir berdasarkan hasil hitung cepat. Persentase tersebut bisa saja berubah, mengingat hasil hitung cepat tidak bisa dijadikan acuan pasti dalam kemenangan Paslon Capres-Cawapres.❒


FOTO: Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/2). (Suara)

Artikel Terkait

Leave a Comment