samudrafakta.com

Mau Panjang Umur? Tidur yang Benar!

Sebuah studi yang baru saja dilakukan di Amerika Serikat menemukan bahwa orang yang kualitas tidurnya bagus memiliki risiko kematian akibat penyakit—terutama penyakit jantung dan kardiovaskular—lebih rendah dibandingkan dengan orang yang kebiasaan tidurnya kurang bagus.

Hasil penelitian yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American College of Cardiology pada 23 Februari 2023 itu menyebutkan ada lima kebiasaan tidur yang menjadi variabel tidur bekualitas, yaitu:

  • Tidur 7 – 8 jam setiap malam;
  • Mudah tertidur hampir setiap malam;
  • Tetap tertidur di malam hari—tidak sering terbangun;
  • Bisa bangun pagi; dan
  • Tidak menggunakan obat tidur

“Jika orang memiliki lima perilaku tidur yang ideal tersebut, mereka cenderung hidup lebih lama,” kata penulis studi Dr. Frank Qian, seorang rekan klinis di bidang kedokteran di Harvard Medical School dan dokter residen penyakit dalam di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pria berusia 30 tahun yang memiliki lima kebiasaan tersebut punya harapan hidup 4,7 tahun lebih lama daripada pria yang tidak memiliki kelimanya—atau yang hanya memiliki salah satu di antaranya. Sedangkan untuk wanita, harapan hidupnya 2,7 tahun lebih lama untuk wanita yang tidak memiliki lima kebiasaan yang tadi.

“Jika kita dapat meningkatkan kualitas tidur secara keseluruhan, kita mungkin dapat mencegah sebagian penyebab dari kematian dini ini,” kata Qian.

Baca Juga :   Inilah Seabrek Manfaat Tembakau, Dijelaskan Langsung Sama Ahlinya

Dalam penelitian tersebut, Qian dkk, menggunakan kelima faktor tidur berkualitas itu untuk menilai kualitas tidur lebih dari 172 ribu orang yang berpartisipasi dalam Survei Wawancara Kesehatan Nasional sepanjang tahun 2013 – 2018. Survei tahunan yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS dan Pusat Statistik Kesehatan Nasional ini mencakup pertanyaan tentang tidur dan kebiasaan tidur.

Setelah wawancara berjalan sekitar empat tahun, para peneliti kemudian menggunakan data National Death Index untuk mengidentifikasi peserta wawancara mana yang meninggal. Identifikasi tersebut untuk melihat apakah ada hubungan antara kurang tidur dan risiko kematian dini. Mereka juga mempertimbangkan faktor lain yang dapat memengaruhi risiko kematian seseorang, seperti status sosial ekonomi, konsumsi alkohol, dan kondisi medis lainnya.

“Dibandingkan dengan individu yang memiliki nol hingga satu faktor tidur yang bagus, mereka yang memiliki kelima faktor tersebut 30% lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal karena alasan apa pun: 21% lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal karena penyakit kardiovaskular; 19% lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal karena kanker; dan 40% lebih kecil kemungkinan meninggal karena penyebab selain penyakit jantung atau kanker,” demikian rilis berita yang disampaikan oleh para peneliti.

Tidur Berdampak pada Kesehatan Jantung

Karena penelitian ini bersifat observasional—atau pengamatan—para peneliti tidak dapat membuktikan sebab-akibat langsung antara kualitas tidur dan risiko kematian. Hanya saja, mereka menilai ada hubungan antara keduanya.

Baca Juga :   Jangan Salah, Kolesterol Enggak Selalu Berbahaya Kok, Asal...

Namun, hasil penelitian mendukung sebuah penelitian lain yang dilakukan lebih dulu oleh para ahli jantung, di mana hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan antara kualitas tidur yang buruk dan peningkatan risiko kematian akibat kanker dan penyebab lainnya.

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa kualitas tidur yang buruk meningkatkan risiko diabetes tipe 2; obesitas; gangguan kardiovaskular; berisiko menimbulkan apnea tidur obstruktif—yaitu suatu kondisi yang menyebabkan seseorang berhenti atau berhenti bernapas saat tidur; serta meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, fibrilasi atrium, dan serangan jantung.

Dr. Nicole Weinberg, seorang ahli jantung di Pusat Kesehatan Providence Saint John di Santa Monica, California, mengatakan bahwa penelitian seperti ini memberi pemahaman yang lebih baik tentang dampak tidur pada seluruh tubuh—tidak hanya dalam kaitannya dengan penyakit kardiovaskular. “Ini adalah waktu yang sangat menyenangkan dalam dunia kedokteran yang berkaitan dengan kesehatan tidur untuk dapat memeriksa detail ini dan membuat pasien kami lebih sehat,” kata Dr. Weinberg, dikutip dari Healthline.

Weinberg mengatakan bahwa dia sering berbicara dengan pasiennya tentang kualitas tidur mereka, terutama jika mereka baru saja mengalami serangan jantung atau memiliki masalah yang berkaitan dengan detak jantung yang tidak teratur atau tekanan darah tinggi. “Itu semua adalah alasan untuk mulai menyelidiki masalah tidur mereka, apakah mereka menyadarinya atau tidak,” kata Weinberg.

Baca Juga :   Awas, Minum Air Es Terlalu Banyak Bahaya Bagi Tubuh

Kiat untuk Tidur yang Lebih Baik

Seseorang dapat meningkatkan kualitas tidurnya dengan cara mengembangkan kebiasaan tidur yang lebih baik—atau juga dikenal sebagai ” tidur yan bersih—seperti:

  • Tidur pada waktu yang sama setiap malam dan bangun pada waktu yang sama setiap pagi, bahkan di akhir pekan;
  • Pastikan kamar tidur Anda sejuk, gelap, dan tenang;
  • Jauhkan perangkat elektronik dari kamar tidur, termasuk TV, komputer, dan telepon pintar;
  • Hindari makan besar, kafein, dan alkohol sesaat sebelum tidur; dan
  • Berolahraga secara teratur dapat membantu Anda lebih mudah tertidur di malam hari

Jika kebiasaan tidur sudah diubah namun masih belum bangun dengan segar di pagi hari, segeralah hubungi dokter. Sebab, kondisi kesehatan mendasar lainnya dapat berkontribusi pada kualitas tidur yang buruk itu. “Saya pikir kekhawatiran tentang kesulitan tidur memerlukan percakapan dengan dokter,” kata Weinberg.

Sedangkan untuk orang yang kesulitan tidur nyenyak karena pikiran seperti, terapi perilaku kognitif untuk insomnia (CBT-i) mungkin dapat membantu. “Jika Anda memikirkan berapa jam dalam sehari orang seharusnya tidur, dan melakukan ‘istirahat dan perbaikan’ itu, Anda menyadari betapa pentingnya waktu itu untuk memastikan tubuh Anda sesehat mungkin,” kata Weinberg.

(CNN | Healthline| Septia)

Artikel Terkait

Leave a Comment