samudrafakta.com

Dosen UMM Temukan Obat Diabetes Mellitus dari Daun Kembang Bulan

MALANG – Dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang, Prof. Rr Eko Susetyarini berhasil menemukan obat Diabetes Mellitus dari ekstrak daun kembang bulan. Penelitian ini masih dilanjutkan untuk mengetahui efek ekstrak daun kembang bulan terhadap ginjal.

“Sayangnya, tanaman obat di Indonesia saat ini masih terbatas pada peran sebagai jamu. Kadang juga hanya direbus. Ironisnya, belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai Obat Herbal Terstandar (OHT) dan fitofarmaka, yang merupakan obat berbahan alami dan telah terbukti keamanan serta khasiatnya. Padahal, jika berhasil mengembangkan potensi tanaman obat ini, nilai jualnya akan melonjak tinggi,” ungkap ketua tim penelitian Prof Rr Eko Susetyarini dikutip dari laman UMM, Sabtu (30/12/2023).

Dia menjelaskan penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas ekstrak daun kembang bulan yang dapat menurunkan kadar glukosa darah berdasarkan uji coba pada tikus Wistar (Rattus norvegicus). Tanaman kembang bulan telah banyak digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan seperti sakit perut, kembung, diare, dan anti inflamasi atau anti radang.

Setelah diteliti, kembang bulan berperan signifikan sebagai anti diabetes. Dalam penelitian, pemberian dosis ekstrak daun kembang bulan sebesar 5,14 ml/200g BB menunjukkan pengaruh paling efektif, dengan penurunan kadar glukosa darah rata-rata mencapai 136,80 mg/dl. Nilai ini tidak berbeda nyata dengan kelompok kontrol negatif atau normal yang memiliki rata-rata 122,20 mg.

Baca Juga :   Ini Manfaat Jahe untuk Pengobatan Diabetes ala Rumahan

“Meskipun begitu, masih harus ada penelitian lanjutan. Langkah selanjutnya harus melibatkan penelitian yang mencangkup keamanan ekstrak terhadap fungsi hati dan ginjal,” tuturnya.

Proses penelitian obat diabetes alami di UMM. (Dok. Humas UMM)

Penelitian ini melibatkan Dr. Husamah, S.Pd., M.Pd., selaku dosen Pendidikan Biologi dan mahasiswa Pendidikan Biologi, Fithri Wening Sasmita. Menariknya, ini merupakan penelitian pertama di Indonesia yang  memanfaatkan kembang bulan sebagai obat diabetes. Bahkan, penelitian ini telah menjadi rujukan hampir 60 peneliti lain.

“Untuk penelitian selanjutnya, perlu kajian farmakoekonomi. ‘Apakah dengan bentuk sediaan jamu cukup efektif atau ekonomis dibanding dengan obat kimia yang sudah ada?’. Perlu pula perbaikan metodologi, agar menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi. Serta, pentingnya kolaborasi dengan industri atau BPOM agar hilirisasi lebih baik dan produk yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” pungkasnya.mg05

Prof. Dr. Rr Eko Susetyarini, M.Si, (kanan) dosen Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Bersama Tim mengeksplorasi potensi ekstrak daun kembang bulan (Tithonia diversifolia) sebagai alternatif pengobatan Diabetes.

___FOTO: Ilustrasi Canva

Artikel Terkait

Leave a Comment