samudrafakta.com

Dipilih Jadi Lokasi Deklarasi Anies – Muhaimin, Ini Fakta-fakta Terkait Hotel Majapahit

SURABAYA | SAMUDRA FAKTA – Kota Surabaya dipilih menjadi lokasi deklarasi pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang diusung Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, pada Sabtu, 2 September 2023.

Venue deklarasi ini, yakni Hotel Majapahit,  punya sejarah dalam kemerdekaan Indonesia. Berikut ini 4 fakta menarik mengenai Hotel Majapahit, Surabaya:

1. Saksi Sejarah Penyobekan Bendera Belanda

Hotel Majapahit dulunya bernama Hotel Yamato. Hotel tersebut dikenal lewat insiden masa kemerdekaan ketika para pemuda Surabaya melakukan aksi penyobekan bendera Belanda.

Kejadian yang dikenal dengan nama Insiden Hotel Yamato terjadi pada tanggal 19 September 1945. Insiden ini diawali oleh tindakan beberapa orang Belanda yang mengibarkan bendera Belanda (merah-putih-biru) di tiang bendera Hotel Yamato.

Hal tersebut menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Mereka mendatangi hotel itu lalu menurunkan bendera tersebut dan menyobek kain berwarna biru dan menyisakan warna merah putih (bendera Indonesia).

2. Ciri Khas Arsitektur Belanda

Hotel ini pertama kali bernama Hotel Oranje yang dibangun pada 1910 oleh pengusaha keturunan Armenia, Lucas Martin Sarkies. Hotel dengan berbentuk huruf U ini memiliki ciri khusus arsitektur kolonial Belanda, seperti warna dominan putih, bentuk jendela yang besar, pintu panjang dan atap tinggi.

Baca Juga :   Para Gus di Pangkuan Prabowo - Gibran

Hotel Oranje sempat mengalami kerusakan akibat dampak perang. Lalu kembali direnovasi dengan sentuhan arsitektur art deco tanpa menghilangkan ciri khas awal dari gedung hotel.

3. Bergonta-ganti Nama

Pada awal berdiri hotel ini bernama Oranje yang diambil nama pahlawan Belanda, Willem van Oranje. Lalu di masa penjajahan Jepang, Hotel Oranje berganti nama menjadi Yamato.

Kemudian sejak peristiwa heroik perobekan bendera Belanda menjadi bendera Merah Putih pada 1945, nama hotel diubah menjadi Hotel Merdeka.

Tak bertahan lama, hotel tersebut kembali berganti nama menjadi L.M.S. Hotel. Sarkies Bersaudara mengambil alih kembali pengelolaan hotel dan mengganti namanya untuk mengenang pendirinya, Lucas Martin Sarkies.

Pada tahun 1969, nama hotel kembali berubah menyusul pergantian manajeman menjadi Hotel Majapahit. Saat itu, Mantrust Holding Co. menjadi pemilik baru dan mengambil nama hotel karena terinspirasi salah satu kerajaan tua di pulau Jawa.

Kemudian, kelompok usaha perhotelan Mandarin Oriental mengakuisisi kepemilikan di 1993, sehingga namanya berganti menjadi Mandarin Oriental Hotel Majapahit.

Baca Juga :   Timnas AMIN-TPN Kompak Minta MK Diskualifikasi Prabowo-Gibran dan Gelar PSU, Yusril: Tak Akan Dikabulkan 
4. Berstatus Cagar Budaya

Pada tahun 1993, pemerintah menetapkan hotel tersebut sebagai cagar budaya. Selanjutnya, pada 2006, hotel ini diakuisisi oleh PT Sekman Wisata dan berganti nama kembali menjadi Hotel Majapahit hingga sekarang.

(Yadi)

Artikel Terkait

Leave a Comment