samudrafakta.com

Sekjen Sebut PBNU Bergerak Memenangkan Prabowo-Gibran dan ‘Salahkan’ Gus Nadir

JAKARTA—Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, pengikut Rais A’am PBNU Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mulai bergerak untuk memenangkan Capres-Cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Menurutnya, ini semua gegara pernyataan yang disampaikan Cendekiawan NU, Prof. Nadirsyah Hosen beberapa waktu lalu.

“Jadi, jangan salahkan PBNU jika sekarang pengikut Rais A’am dan Ketua Umum ini bergerak akibat pernyataan yang disampaikan Prof Nadirsyah Hosen,” ujar Gus Ipul dalam keterangannya, Selasa (23/1/2024).

Dia mengatakan, pernyataan Gus Nadir memantik dan mengungkit para pengikut Rais A’am dan Ketua Umum PBNU untuk benar-benar memenangkan pasangan calon (paslon) nomor urut dua Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka.

“Jadi, mereka bergerak ini dampak dari pernyataan Prof. Nadirsyah, karena PBNU tidak pernah menyampaikan atau merilisnya. Dan gerakan ini meluas, karena pengikut Rais Aam dan Ketua Umum PBNU ini banyak sekali,” kata Gus Ipul.

Gus Ipul juga membantah bahwa PBNU menyerukan warga nahdliyin untuk memenangkan Prabowo-Gibran. Menurutnya, hal yang dilakukan PCNU Kota Semarang tidak ada kaitannya dengan NU.

Baca Juga :   Saksi Prabowo-Gibran Sebut Politik Gentong Babi Tidak Terlalu Berpengaruh di Pilpres

Gus Ipul mendeteksi ada sejumlah pihak yang kepentingan-kepentingannya tidak sejalan dengan PBNU kemudian melakukan hal-hal yang tidak semestinya.

“Bahkan sekarang ada isu MLB (Muktamar Luar Biasa) segala macam. Kami tahu semua, itu akhirnya merugikan diri sendiri,” tukasnya.

Sebelumnya, Gus Nadir menyampaikan, PBNU secara struktural memihak ke paslon nomor urut dua, Prabowo-Gibran. Gus Nadir secara blak-blakan menyampaikan bahwa struktural PBNU mendapatkan arahan untuk memberikan dukungan kepada Prabowo – Gibran. Arahan itu diungkap dalam sebuah pertemuan PBNU di Surabaya.

Bahkan, menurut Gus Nadir, arahan untuk memberikan dukungan ke paslon nomor urut dua ini disampaikan langsung oleh Rais Aam dan Ketum PBNU.

“Kenapa PBNU yang di mulut mengatakan netral—lain di bibir lain di hati, lain di mulut lain di aksi—ternyata mengumpulkan pengurus, lalu menjelaskan kenapa harus mendukung 02,” kata Gus Nadir dalam program “Gaspol” Kompas.com yang tayang pada Sabtu (20/1/2024).

“Arahan itu bertentangan dengan sikap netralitas Gus Yahya semenjak terpilih di Muktamar 2021. Itu yang jadi persoalan,” imbuhnya.

“Bahkan, Rais Aam PBNU Kiai Miftachul Achyar menggunakan kalimat—saya sudah konfirmasi ke sejumlah kiai yang hadir di situ—saya kutip langsung kalimatnya, ‘Tolong sekali ini saja sama’an wathoo’atan‘. Jadi, harus mendengar dan taat,” ungkapnya.

Baca Juga :   Konsesi Tambang untuk Ormas Keagamaan Berpotensi Langgar UU dan Rencana Umum Energi Nasional

Mantan Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa NU (PCI NU) Australia-Selandia Baru itu menilai, langkah politik PBNU tidak terlepas dari kedekatan ormas tersebut dengan Joko Widodo yang dinilai mendukung Prabowo dan anaknya sendiri, Gibran Rakabuming Raka.

Gus Nadir menegaskan, ia mempermasalahkan mobilisasi dukungan PBNU bukan karena Prabowo-Gibran, melainkan karena komitmen netralitas.

Ia mengaku jika dukungan diarahkan ke nomor satu dan tiga yang mengusung tokoh NU, Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD, dirinya pun akan protes.

“Karena posisi PBNU netral, kan. Jadi, bukan persoalan 02-nya. Arahan itu yang bertentangan dengan sikap netralitas Gus Yahya semenjak terpilih di Muktamar,” kata Gus Nadir.

Gus Nadir menduga, PBNU dikerahkan karena kenaikan elektabilitas Prabowo-Gibran terhenti, sehingga memperkecil peluang menang satu putaran.

Dalam diskusi terbuka yang mempertemukan Gus Nadir dan Gus Ipul (Sekjen PBNU) semalam di acara Prime Time News Metro TV bertema “Netralitas PBNU”, Gus Nadir menyerukan kepada PBNU:

  • Mohon diumumkan secara resmi di acara Konbes (Konferensi Besar) dan Harlah NU di Jogja pada 30-31 Januari bahwa PBNU tidak berpihak ke Paslon 02 ataupun 01 dan 03. Minta secara tegas seluruh struktur pengurus dari pusat sampai ke bawah untuk menjaga marwah NU dengan tidak terlibat dukung-mendukung baik secara formal maupun non-formal. Yang sudah bergerak, harus dibatalkan. Jadikan ini perintah khusus Rais Am di dua acara resmi tersebut.
  • Dimohon agar PBNU mengundang semua paslon dan timses untuk diberi taushiyah oleh Rais ‘Aam tentang pentingnya menjaga Pilpres yg jujur, adil, aman, dan damai, agar Indonesia selamat, dan untuk menjaga ajaran aswaja di tanah air. Ini netralitas PBNU yang hakiki dan sebenarnya. Bukan dengan cara mengumpulkan dan menggerakkan struktur untuk memenangkan satu putaran paslon 02, seperti info meresahkan yg beredar belakangan ini.
Baca Juga :   Gibran Kampanyekan Nikel di Debat Cawapres, tetapi Harganya Turun Terus dan Mulai Ditinggalkan

“Kalau usulan saya diterima, maka PBNU akan terlihat memainkan peranannya sebagai perekat bangsa dan berdiri di atas semua kelompok yang ada, serta merangkul semua paslon dan timses untuk menjaga NKRI,” kata Gus Nadir.


FOTO: Tangkapan layar Metro TV.

Artikel Terkait

Leave a Comment