samudrafakta.com

“Phising” Menggila di Korsel hingga Orang Berpengaruh Jadi Sasaran, Bagaimana dengan Keamanan di Indonesia?

Ilustrasi ancaman pishing. | FOTO: Canva
Kejahatan digital pencurian data atau phising dilaporkan merajalela di Korea Selatan (Korsel). Selebriti papan atas dan tokoh publik berpengaruh dilaporkan menjadi korban. Bagaimana dengan keamanan data daring di Indonesia? Sudahkah ada upaya mitigasi?

Sebagai informasi, phishing adalah praktik penipuan daring, di mana pelaku berusaha memperoleh informasi sensitif, seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data pribadi lainnya, dengan menyamar sebagai entitas tepercaya melalui surat elektronik (email), pesan teks, atau situs web palsu.

Untuk kasus di Korsel, sekelompok selebriti dilaporkan telah meminta agar platform media sosial, termasuk YouTube, mengambil tindakan.

“Sejak tahun lalu, organisasi penipuan phishing telah menargetkan tokoh-tokoh terkenal atau berpengaruh, seperti mantan presiden, pemimpin konglomerat, selebriti, dan YouTuber, di Facebook dan Instagram,” tulis pernyataan bersama koalisi yang beranggota lebih dari 130 orang, dikutip dari Yonhap News, Sabtu (23/3/2024).

“Tetapi, ternyata perusahaan platform terbaik di dunia dengan teknologi mutakhir tidak memiliki sistem untuk menyaring iklan palsu terlebih dahulu,’ lanjut pernyataan tersebut.

Baca Juga :   Pinjol dan Judol Bikin Masyarakat Bobol, LKDI Siap Adang Praktik Predator Dunia Digital  

Mengutip data dari kepolisian setempat, mereka mengatakan bahwa lebih dari 1.000 kasus dengan nilai sekitar 120 miliar won (Rp 1 triliun) telah dilaporkan. Laporan tersetbu melibatkan para ahli seperti nasihat investasi keuangan antara bulan September dan Desember tahun lalu.

Untuk mencegah kian menggilanya kejahatan phising, mereka menuntut agar platform media sosial global, seperti YouTube, Facebook, dan Instagram, serta perusahaan platform lokal, termasuk Naver Corp. dan Kakao Corp., menerapkan sistem yang bisa secara proaktif mendeteksi dan memblokir iklan yang salah.

Mereka juga meminta pemerintah Korsel membentuk tim investigasi yang didedikasikan untuk memerangi penipuan phishing online.

“Menjaga platform kami tetap aman adalah prioritas utama Google,” kata juru bicara Google.

“Kami memiliki kebijakan ketat untuk melarang hal tersebut dan tim kami yang berdedikasi bekerja sepanjang waktu untuk menegakkan kebijakan ini dalam skala besar, mengambil tindakan tegas terhadap para penipu, termasuk menghapus iklan yang melanggar dan menangguhkan akun pengiklan terkait,” imbuh mereka.

Sementara itu Meta yang mengoperasikan Facebook dan Instagram, juga mengatakan akan melanjutkan upayanya untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kredibel untuk platformnya.

Baca Juga :   Waspadai Penipuan Berkedok Costumer Service Online Shop!
Bagaimana Pishing di Indonesia?

Menurut laporan Indonesia Anti-Pishing Data Exchange atau IDADX, total pengaduan serangan phishing di Indonesia mengalami peningkatan signifikan beberapa tahun belakangan.

Artikel Terkait

Leave a Comment