samudrafakta.com

Pancasila adalah Ideologi Terhebat yang Lahir dari Pemikiran Panjang dan Tertata

Perisai Pancasila. FOTO: Samudra Fakta
Pancasila merupakan ideologi terbaik, terhebat, dan universal; yang mampu mengikuti perkembangan zaman dan menyelamatkan manusia,” tulis Bella Jingga Ardilla, dalam Ideologi Pancasila, Pemikiran Mendalam Sukarno yang Kini Mulai Pudar.

Sejarah lahirnya nama Pancasila berawal pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945, ketika Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) mengadakan sidang pertama untuk membahas dasar negara.

Sidang tersebut berlangsung di Gedung Chou Sangi In, Jl. Pejambon 6, Jakarta—yang sekarang dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada sidang pertama, para anggota masih belum menemukan titik terang mengenai dasar negara Indonesia.

Pada 1 Juni 1945, Sukarno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasan mengenai dasar negara. Dia menyampaikan gagasan tentang dasar negara Indonesia dalam pidatonya yang berjudul Lahirnya Pancasila.

Dalam pidato itulah konsep dan rumusan awal Pancasila untuk pertama kalinya dikemukakan Bung Karno sebagai dasar negara merdeka.

Akhirnya, sebagaimana ditulis oleh Muflika Nur Fuaddah dalam Sejarah Singkat Lahirnya Pancasila, Judul Pidato Bung Karno yang Memuat Dasar Negara Merdeka, Pancasila dinyatakan sah dan resmi dijadikan sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada 18 Agustus 1945.

Baca Juga :   Prabowo Subianto Pernah Menerima Penghargaan "Bintang Soekarno" pada 2018, Diingatkan Supaya Tidak Menjadi Antek Asing dan Gemar Menumpuk Utang

Pidato Sukarno pada 1 Juni 1945 adalah pidato yang memesona dan luar biasa. Bung Karno mengulas kembali beberapa tema yang pernah dia singgung atau uraikan pada tahun-tahun sebelumnya.

Sukarno memulai pidato dengan mengatakan bahwa dia tersentak membaca surat Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T) Radjiman Wedyodiningrat. Dia mengaku bulu kuduknya sampai berdiri ketika membaca surat itu.

“Saya minta maaf, Bapak Ketua. Bulu kuduk saya berdiri waktu saya membaca surat Anda. Andaikata benar bahwa segala sesuatu harus ditata rapi sampai hal yang sekecil-kecilnya, saya tidak akan mengalami suatu Indonesia yang bebas merdeka, begitu pula Anda. Kita semua tidak bakal bisa menyaksikan suatu Indonesia yang bebas merdeka, sampai masuk ke liang kubur kita,” ungkap Sukarno, seperti yang tertera dalam Lahirnja Pantja Sila: Pidato pertama tentang Pantja Sila Jang diutjapkan pada tanggal 1 Djuni 1945 (1964)..

Sebagaimana dicatat dalam notulen rapat tersebut, pembukaan pidato dari Bung Karno disambut tepuk tangan dari para hadirin. Yudi Latif, dalam Sukarno sebagai Penggali Pancasila menyebut bahwa Bung Karno mengutip karangannya sendiri yang berjudul Mencapai Indonesia Merdeka dalam pembukaan pidato tersebut.

Baca Juga :   Prediksi-Prediksi Sukarno yang Terbukti (2): Prediksikan Pertumbuhan Populasi Jakarta dan Jawa Tak Akan Terkendali

Artikel Terkait

Leave a Comment